Kemensos Lahirkan 25.360 Wirausahawan Lewat PENA

Minggu, 12 Mei 2024 : 20.26
 Mensos Risma dalam acara Graduasi Penerima Manfaat Pahlawan Ekonomi Nusantara Periode April 2024 yang diadakan di Kantor Kementerian Sosial.(foto/ist)

INIBALI.COM - Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) yang digalakkan oleh Kementerian Sosial telah berhasil meluluskan sebanyak 4.027 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari program bantuan sosial pada bulan April 2024. Dengan penambahan ini, jumlah total KPM yang telah lulus dari program bansos sejak tahun 2023 hingga bulan April 2024 meningkat menjadi 25.360 KPM.

"Pada hari ini kami menggraduasi 4.027 untuk bulan April. Tahun 2024 ini, jumlah KPM yang kita graduasi seluruhnya menjadi 15.287. Sedangkan di tahun 2023, kita menggraduasi 10.073 KPM," ungkap Mensos Risma dalam acara Graduasi Penerima Manfaat Pahlawan Ekonomi Nusantara Periode April 2024 yang diadakan di Kantor Kementerian Sosial.

Mensos Risma menjelaskan bahwa PENA merupakan program pemberdayaan masyarakat untuk keluar dari kemiskinan. Selain mendapatkan bantuan permodalan usaha, penerima juga mendapatkan pendampingan dalam berbagai aspek usaha seperti memasak, membuat kue, kerajinan tangan, vokasional, serta bimbingan dalam pengemasan, pemasaran, dan literasi keuangan.

Para peserta PENA akan dipersiapkan untuk keluar dari status penerima bantuan jika penghasilan mereka telah melampaui upah minimum kabupaten/kota. Namun, mereka tetap akan didampingi selama minimal empat bulan untuk memastikan usaha mereka berjalan dengan baik.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK, Nunung Nuryanto, menyambut baik program PENA yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi di lingkungan KPM. "Proses graduasi adalah kontinum, menciptakan nilai tambah dan melalui graduasi tersebut mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru. Selamat, Ibu Menteri," ucap Nunung.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI, Abraham Wirotomo, juga memberikan dukungan terhadap upaya graduasi PENA oleh Kementerian Sosial. "Tingkat pertumbuhan ekonomi 5.9% ini, kita mempercayai bahwa pertumbuhan ekonomi harus inklusif. Artinya pertumbuhan yang luar biasa ini jangan hanya dinikmati oleh kelompok tertentu. Kelompok masyarakat, siapa pun mereka, terutama yang belum memiliki kemampuan ekonomi harus didukung," ujar Abraham.

Dengan kesuksesan program PENA dalam memberdayakan masyarakat ekonomi, diharapkan bahwa lebih banyak lagi keluarga yang dapat mandiri secara ekonomi dan tidak lagi bergantung pada bantuan sosial. Program ini menjadi langkah konkrit dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.(nik)