SMK Festival 2024 Jadi Ajang Edukasi Vokasi dan Penerapan Merdeka Belajar

Minggu, 24 Maret 2024 : 10.56

Direktur SMK Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wardani Sugiyanto memukul gong menandai penutupan SMK Festival Bali 2024. (Foto: Dok SMK Fest 2024)


INIBALI.COM –SMK Festival 2024 yang digelar Pemprov Bali bekerja sama dengan Universitas Stekom Semarang berhasil menjadi ajang edukasi link and match, laboratorium vokasi, dan penerapan Merdeka Belakar.

Festival perdana yang diselenggarakan tiga hari 20-22 Maret di Taman Budaya Provinsi Bali ini dikunjungi sedikitnya 100.000 orang terdiri dari pelajar, guru, pengusaha, dan  masyarakat umum.

Para pemangku kepentingan menilai kesuksesan kegiatan ini layak dilanjutkan menjadi ajang kompetisi, kompetensi, dan eksibis bagi siswa SMK dalam suatu agenda berkala tahunan.

Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Provinsi Bali I Gusti Ngurah Crisna Adijaya mengatakan dari ajnag tersebut tercermin berapa siswa-siswi SMP/SMK/SMA dan SLB sangat antusias dengan bentuk-bentuk kolaborasi, relasi dan pertemanan lintas sekolah.

Dia menyebut para siswa di Bali sangat mudah digerakkan untuk kampanye kebersihan dan cinta lingkungan; cukup dengan movement kecil yang diarahkan dan dicontohkan langsung oleh leader/pimpinan, sebagian besar akan mengikuti movement tersebut. 

Contohnya, dari acara ini terdapat timbulan sampah per hari di area 5 hektar yang diisi 90 booth expo sebanyak 4 mobil pick up atau setara 1 meter kubik.

Dibantu oleh 150 Siswa siswi SMK yang bertindak sebagai volunteer dari pagi hingga malam memastikan dan mengendalikan seluruh area Art Center bebas sampah. 

“Ketauladanan menjadi hal yang dibutuhkan utk menggerakkan siswa siswi SMK,” katanya saat penutupan acara tersebut.

Crisna Adijaya menambahkan pendekatan yang dibutuhkan pemerintah kepada generasi muda seusia siswa-siswi SMK adalah pendekatan persuasif yang mengedepankan ruang-ruang diskusi dan ruang berekspresi yang luas sehingga muncul ide-ide baru, kreativitas dan solusi-solusi baru bagi terciptanya peluang-peluang kerja terbarukan. 

Ia juga menyebut ajang ini menunjukkan para pengusaha dan masyarakat peduli vokasi dan siap berkolaborasi dengan pemerintah.

“Semua pihak merasa memiliki tanggung jawab terhadap generasi-generasi baru yang tercipta di masa depan sekaligus penerapan link and match,” ujarnya.

Selama tiga hari festival menyajikan 1 panggung besar terbuka dan 5 panggung kreativitas yang setiap jamnya diisi oleh ratusan penampilan siswa siswi SMA/SMK/SLB dan guru serta tenaga kependidikan dipandu volunteer 50 MC dari siswa-siswi SMK.

Ruang-Ruang tertutup yang tersedia dijadikan tempat berlangsungnya lomba-lomba seni, kompetensi dan inovasi.

Setiap pukul 08.00 dan 16.00 Wita selama 3 hari kampanye hidup sehat melalui senam Pelajar Pancasila yang dipandu oleh Instruktur Senam Disdikpora dan Guru MGMP Olahraga.

Acara ini juga disisipi lomba mancing ikan lele dalam rangka kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan yang dibuka.

Ada pula lampanye masif penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai melalui movement Riding Santai Komunitas Kendaraan Listrik.

Penyelenggaraan seminar dari Ikatan Dokter Indonesia Kota Denpasar, Dinas Sosial Provinsi Bali, dan tokoh pendidikan nasional mengkampanyekan hal-hal yang berkaitan kesehatan reproduksi, mental healtness dan pengembangan vokasi di Bali.

“Kami juga menggelar pelatihan jurnalistik kepada 50 siswa/siswi SMK yang dipandu oleh Komunitas Balebengong,” tuturnya.

 Selama festival digelar 49 mata lomba bidang seni, olahraga, kompetensi dan inovasi yang tersebar di 6 lokasi lomba yakni Art Center, SMKN 3 Denpasar, SMKN 4 Denpasar, SMKN 1 Denpasar, SMKN 1 Bangli dan SMKN Bali Mandara yang para juara terbaik berhak melaju untuk berlomba ke jenjang nasional.

Direktur SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kemendikbudristek Wardani Sugiyanto memuji festival ini sebagai otonomi daerah terhadap pentingnya pembinaan pendidikan berjalan baik dan luar biasa di Provinsi Bali. 

“Karena ada inovasi-inovasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam upaya menggerakkan pendidikan vokasi dan stakeholders guna mendukung pendidikan vokasi,” ujarnya.

Kata dia sangat penting mengapresiasi potensi para siswa, baik itu seni, olahraga, kompetensi teknis, hingga potensi anak berkebutuhan khusus.

Ia berharap Bali sebagai provinsi pariwisata akan terus bertahan jika didukung oleh sumberdaya bidang pariwisata, baik itu konsentrasi keahlian pariwisata yang dikembangkan oleh SMK hingga politeknik.

“Hal itu juga perlu didukung oleh pelaku-pelaku yang memperkokoh industri pariwisata termasuk seni dan keramahtamahan masyarakat Bali dalam menyambut wisatawan,” tuturnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan ajang festival ini merupakan momen serta ruang yang lebih lebar bagi siswa/siswi SMK untuk mengekspresikan skill, talenta hingga entrepreneurship. 

“Saya ingin tahun depan dilanjutkan dengan eskalasi lebih besar dan lebih banyak lagi yang dilibatkan. Agar anak-anak kita ini yang telah lulus siap kerja atau siap untuk menempuh ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, bahkan siap dengan bekal pengetahuan dan keterampilan untuk berusaha sendiri,” katanya pada saat pembukaan SMK Fest 2024.

Kata dia tujuan dari revitalisasi institusi SMK di Bali telah tercapai lewat peluang serta ruang dan medium para siswa untuk menunjukkan bakat terpendamnya bisa diwujudkan secara nyata serta dibarengi kemampuan orkestrasi dan kolaborasi bersama dunia usaha.***