Marble 8 Restaurant Kuta mengundang 70 guru santap malam untuk merayakan Hari Guru Nasional 2023. (Dok. Aventus Bali) |
INIBALI.COM – Merayakan Hari Guru Nasional 2023, Marble 8 Restaurant yang berlokasi di Dream of Aventus Hotel Kuta mengundang 70 guru menikmati makan malam bersama.
Guru yang diundang berasal dari taman kanak-kanak, SD, SMP, hingga SMK dan SMA yang berada di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
Dana Aditya, Corporate General Manager Aventus Bali Hotels Group mengatakan acara yang digagas manajemen restoran dna hotel ini merupakan wujud terima kasih kepada pengabdian para guru.
“Kami mengapresiasi dedikasi para guru yang telah membimbing dan membagi ilmu kepada para siswa, juga kepada kita semua yang pernah menjadi siswa,” kata Dana Aditya, Sabtu 25 November 2023.
Dana Aditya mengatakan melalui acara ini agar terjalin hubungan yang baik antara perusahaan pariwisata itu dengan dunia pendidikan.
Lebih dari itu, dia berharap hubungan ini bisa berlanjut kerja sama dalam berbagai hal, misalnya siswa magang bagi sekolah kejuruan seperti SMK.
Selain mendekatkan siswa dengan dunia kerja sesunguhnya, juga bisa mempelajari lebih jauh layanan kepada kustomer, manner dan atittude sebagai bagian dari hospitalitas.
Ni Made Merti, guru bahasa Bali di SMKN 3 Denpasar yang ikut jamuan itu merasa mendapat kejutan dan kehormatan di Hari Guru.
“Ini baru pertama kali diundang pihak swasta dalam karir saya sebagai guru selama 28 tahun ini,” katanya.
Merti menceritakan dunia siswa saat ini sangat berbeda dengan 10 atau 20 tahun lalu, terutama hubungan antarguru dan murid.
“Dulu, selain bertindak sebagai guru pendidik, saya juga menggantikan peran orangtua yang mengajarkan tata krama dan budi pekerti,” ujarnya.
Kini, cara seperti itu telah bergeser dan Merti mengubahkan dengan pendekatan personal yakni menganggap teman terhadap semua muridnya.
“Jika ada kesalahan, tak bisa menjewer atau menegur seperti dulu, tetapi dengan kata-kata lembut dan mengajak siswa berdialog dari hati ke hati,” ujarnya.
Terlebih lagi, di zaman media sosial seperti sekarang, jika guru bertindak salah di mata siswa meskipun niatnya baik, bakal menjadi viral dan menjadi masalah seperti yang terjadi akhir-akhir ini.
Merti mengatakan awalnya cukup sulit memahami siswa masa kini yang dinilainya kurang tahan banting dengan berbagai tantangan dan kurang atittude.
Lain halnya dengan I Wayan Sugiarta dan Ni Made Ayu Putri Santini, keduanya guru bahasa Indonesia di SMAN 1 Denpasar, yang merasa lebih mudah bergaul dengan para siswanya.
“Saya berasal dari generasi milenial, jadi lebih memahami apa yang diinginkan para siswa dengan gaya mengajar para gurunya,” kata Ayu Putri yang baru tiga tahun mengajar itu.
Sugiarta, yang telah dua tahun mengajar, juga menerapkan pendekatan sebagai teman kepada para siswa agar lebih mudah menyelami jika menemui suatu masalah.
Baik Sugiarta maupun Ayu Putri senada, meskipun menanggap siswa sebagai teman, keduanya tetap memasang jarak dan jangan samapi siswa ‘ngelunjak’ dan meremehkan gurunya.
Ketiga guru tersebut sepakat bahwa menyampaikan mata pelajaran lebih mudah dibanding tangung jawab untuk ikut menanamkan moral, tata krama, sopan santun, dan budi pekerti yang baik kepada siswa.
“Kami berharap para orangtua juga ikut membentuk karakter anak agar kuat mental dan tahan banting saat benar-benar memasuki dunia kerja,” kata Merti.***