Presiden Jokowi Buka Forum GPDRR, Tawarkan Empat Konsep Resiliensi Berkelanjutan

Rabu, 25 Mei 2022 : 21.09

Presiden Joko Widodo berbincang bersama Deputy Secretary General of the United Nations Amina J Mohammed (kiri) sambil berjalan menuju lokasi pembukaan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu 25 Mei 2022. (Foto: BNPB) 

 

INIBALI.COM - Presiden Jokowi menawarkan kepada dunia empat konsep resiliensi berkelanjutan dalam menghadapi risiko bencana.

Jokowi menyampaikan empat konsep resiliensi tersebut ketika memberikan sambutan sebelum membuka Forum Global Pengurangan Risiko Bencana atau the 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022.

Pertemuan ini digelar secara hybrid dari Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Rabu, 25 Mei 2022.

“Dalam Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) kali ini, pemerintah Indonesia menawarkan kepada dunia konsep resiliensi berkelanjutan sebagai solusi untuk menjawab tantangan risiko sistemik menghadapi semua bentuk bencana, termasuk menghadapi pandemi dan sekaligus mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan,” ujar Jokowi.

Pertama, Jokowi menekankan pentingnya untuk memperkuat budaya dan kelembagaan siaga bencana yang antisipatif, responsif, dan adaptif menghadapi bencana.

“Pendidikan aman bencana serta kelembagaan pemerintahan dan sosial yang sinergis dan tanggap terhadap bencana harus menjadi prioritas kita bersama,” ujarnya.

Kedua, setiap negara harus berinvestasi dalam sains, teknologi, dan inovasi termasuk dalam menjamin akses pendanaan dan transfer teknologi. Presiden menilai, akses pendanaan merupakan isu yang penting yang harus ditangani secara serius.

“Indonesia menyusun strategi pendanaan dan asuransi bencana dengan membentuk dana bersama atau pooling fund serta penggunaan dan pembangunan di tingkat desa melalui Dana Desa untuk mendukung upaya mitigasi dan kesiapsiagaan,” ujarnya.

Ketiga, membangun infrastruktur yang tangguh bencana dan tangguh terhadap perubahan iklim. Presiden menekankan, selain mitigasi infrastruktur fisik seperti dam, pemecah ombak, waduk, dan tanggul, infrastruktur hijau seperti hutan mangrove, cemara udang di pantai dan vetiver untuk antilongsor serta pembangunan ruang terbuka hijau harus menjadi bagian dari prioritas pembangunan infrastruktur.

“Perlindungan kepada masyarakat kelompok rentan yang bertempat tinggal di wilayah berisiko tinggi harus mendapatkan perhatian serius,” ujarnya.

Keempat, komitmen bersama untuk mengimplementasikan kesepakatan global di tingkat nasional sampai tingkat lokal. Presiden menilai, Kerangka Kerja Sendai, Kesepakatan Paris, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs merupakan persetujuan internasional yang penting dalam upaya pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim.

“Saya mengajak seluruh negara untuk berkomitmen dan bersungguh-sungguh untuk mengimplementasikannya,” kata Jokowi.

Jokowi menegaskan menegaskan bahwa pengurangan risiko bencana merupakan investasi efektif untuk mencegah kerugian di masa depan.

“Kami menegaskan komitmen Indonesia untuk melaksanakan Kerangka Kerja Sendai serta komitmen internasional lainnya,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa dalam forum internasional ini Indonesia siap berbagai pengalaman dan pengetahuan dalam mitigasi bencana sekaligus menyerap praktik baik mitigasi bencana dari negara lain.

“Sebagai negara rawan bencana, Indonesia mempunyai akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang bisa menjadi pelajaran penting bagi dunia. Tapi Indonesia juga ingin, sangat ingin belajar dari pengalaman internasional. Let’s work together to mitigate the risk of disaster for a better life today and tomorrow,” tuturnya.(wan)