Memulai Adaptasi Kebiasaan Baru, Pariwisata Bali Kembali Menggeliat

Jumat, 31 Juli 2020 : 17.30
DENPASAR (inibali.com): Pariwisata Bali mulai menggeliat setelah resmi dibuka Jumat 31 Juli 2020 dengan adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang akrab disapa Cok Ace tampak ceria kerika menyambut kedatangan wisatawan domestik di terminal kedatangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Jumat. 

"Ini ini merupakan wujud apresiasi kepada pelancong yang tiba pada hari di mana Bali secara resmi mulai dibuka untuk wisatawan domestik," kata Cok Ace yang didampingi sejumlah pejabat termasuk Kadisparda Bali I Putu Astawa. 

Penyambutan terhadap 84 orang wisatawan domestik yang menumpang pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 402 dari Jakarta itu  ditandai dengan pengaungan bunga sebagai ucapan selamat datang dari Pemprov Bali.

Menurut Cok Ace berdasarkan data dari pihak otoritas bandara, beberapa hari terakhir telah terjadi peningkatan intensitas penerbangan. "Sebelumnya sempat anjlok, bahkan pernah hanya lima penerbangan dalam sehari. Namun beberapa hari terakhir terus bertambah. Kemarin 67 dan hari ini dijadwalkan ada 60 penerbangan," kata Cok Ace yang juga Ketua PHRI Bali ini. 

Ia berpendapat, geliat penerbangan yang mulai terjadi di pintu masuk jalur udara ini menjadi awal yang baik bagi kebangkitan pariwisata yang terpuruk di tengah pandemi Covid-19. 

Pada awal dibukanya Bali untuk "wisnu", Cok Ace belum memasang target jumlah kunjungan wisatawan. "Target jumlah kita abaikan dulu. Yang jelas, pada awal dibukanya pintu masuk Bali bagi wisatawan domestik, terlebih dahulu kita akan memantau dan melakukan evaluasi," ucapnya.

Dalam fase ini, pihaknya akan berusaha menanamkan kepercayaan wisatawan terhadap Bali sebagai sebuah destinasi yang nyaman dan aman. "Kita mengharapkan banyak saran dan masukan dari wisatawan yang berkunjung. Itu yang akan kita jadikan dasar untuk terus berbenah," ujarnya.

Penglingsir Puri Ubud ini juga menyinggung pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang hingga kini belum ditemukan obat dan vaksinnya. 

Ia berharap, kesehatan tetap menjadi perhatian sejalan dengan upaya membangkitkan kembali sektor ekonomi. "Saya amati, prosedur kesehatan telah dipenuhi oleh penumpang yang turun di Bandara Ngurah Rai. Kita juga punya satgas berbasis desa adat yang diharapkan dapat memberi informasi lebih cepat ketika terjadi sesuatu di lapangan," katanya.

Cok Ace menambahkan, penerapan prosedur yang cukup ketat di pintu masuk dan keseriusan yang ditunjukkan oleh masyarakat Bali dalam penanganan Covid-19 menjadi bagian dari upaya menanamkan meyakinkan dan membangun kepercayaan wisatawan. 

Ia lantas membandingkan situasi pasca-teror bom, dimana objek-objek vital, termasuk tempat wisata dijaga ketat oleh polisi dan tentara. "Kalau sebelumnya ada teror, wisatawan tentu tidak nyaman dan takut dengan penjagaan ketat aparat keamanan. Tapi pasca teror, itu justru memberi rasa aman. Sama seperti saat ini, dengan menerapkan prosedur masuk yang cukup ketat, secara psikis itu akan memberi rasa nyaman," ujarnya.

Selain memberi rasa aman dan nyaman bagi wisatawan, prosedur pemeriksaan yang diberlakukan di pintu masuk Bali juga bertujuan untuk melindungi masyarakat Bali. "Jadi keduanya kena, warga kita terlindung. Wisatawan juga merasa aman berkunjung," kata Cok Ace.

Kemarin, Kamis 30 Juli 2020, Gubernur Bali Wayan Koster resmi mengumumkan dibukanya pintu masuk terhadap wisatawan domestik di hadapan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio saat Deklarasi Program Kepariwisataan Dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru dan Digitalisasi Pariwisata Berbasis QRIS di Kawasan Pariwisata Terpadu ITDC Nusa Dua.(wan)