Bupati Gianyar Made Mahayastra (kedua kanan) melihat dari dekat kegiatan petani di kebun apel Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring, Sabtu (25/1/2020).
Ia mengaku senang di wilayahnya bisa dikembangkan tanaman apel. Apalagi sebagai daerah tujuan pariwisata juga bisa menjadi destinasi wisata baru yang ada di Gianyar di samping mampu meningkatkan pendapatan petani.
“Dengan adanya kebun apel ini akan menjadi daya tarik baru bagi pariwisata Gianyar, apalagi jika dipadukan dengan konsep agrowisata baik dari edukasinya maupun panennya. Tentu hal ini akan berdampak baik bagi perekonomian masyarakat sekitar”, ujarnya.
Berada pada ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut (DPL), Kecamatan Tampaksiring memiliki iklim yang cocok untuk budidaya apel. Ditambah lagi dengan luas lahan sawah seluas 1.478 Ha dan lahan bukan sawah sebesar 1.700 Ha menjadikan Tampaksiring sebagai tempat potensial untuk budidaya apel.
Sanding adalah salah satu desa di Kecamatan Tampaksiring yang mulai membudidayakan apel sejak 1,5 tahun lalu. Membantah anggapan bahwa apel tidak dapat tumbuh di sana, pemilik kebun apel Ketut Suryadi Putra mengungkapkan bahwa tanaman apelnya mulai berbuah saat berumur 1,5 tahun, padahal idealnya tanaman ini berbuah saat berumur 2 tahunan.
Menjaga kualitas buah apel agar lebih besar, Ketut Suryadi hanya menyisakan 3 buah dalam satu cabang pohon apel. Jika dilihat dari potensinya, 1 tanaman apel mampu menghasilkan 20 sampai dengan 30 Kg apel setiap panennya.
Dengan mengambil jarak tanam apel 4 dan 2,5 meter maka dalam satu are lahan akan terdapat 20 pohon apel. Jadi dengan luas lahan 1 are saja, dalam sekali panen pohon apel berpotensi menghasilkan 400 Kg sampai dengan 600 Kg apel.