Kepala BKPM: Ekonomi Digital Penyelamat Laju Investasi RI

Selasa, 03 September 2019 : 14.33
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong (Foto: bkpm.go.id)
DENPASAR (inibali.com)--Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong mengatakan ekonomi digital merupakan salah satu sektor yang menyelamatkan laju investasi internasional tanah air.

“Pesatnya perkembangan ekonomi digital di beberapa sektor mengubah pola usaha dari offline menjadi online dan mengalami pertumbuhan sangat signifikan,” katanya, dikutip dari rilis yang diterima Selasa (3/9/2019).

Menurut Thomas pada tahun lalu laju global FDI turun di kisaran 20% dan akhir 2018 hingga awal 2019 sudah melihat terlihat investasi kencang lagi.

Ia pun berterima kasih atas kerja keras Menkominfo, ekonomi digital tumbuh dengan sangat pesat.

Thomas menyebut salah satu sektor yang sangat terbantu dengan maraknya ekonomi digital adalah sektor pariwisata. Pariwisata menjadi salah satu mesin bagi penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.

“Satu di antara lima pekerjaan baru tercipta dari sektor pariwisata,” ujarnya.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menambahkan investasi yang masuk dari pariwisata saat ini tidak hanya hotel dan restoran. “Air BnB itu merupakan salah satu dampak dari ekonomi digital yang semakin memudahkan investasi di sektor pariwisata,” paparnya.

Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Soegeng menambahkan pendekatan yang ditempuh BI dalam menghadapi perkembangan ekonomi digital adalah menjaga keseimbangan antara upaya menggali inovasi dan menjaga stabilitas.

“Dalam upaya menggali inovasi, BI akan mendorong promosi inovasi dalam ekonomi digital, menyediakan ekosistem yang mendukung pengembangan ekonomi digital, dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekonomi digital,” lanjutnya.

Soegeng menilai dalam menjaga stabilitas, BI akan mendorong stabilitas ekonomi tetap
terjaga, mencegah tindak Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT),
dan mendorong perlindungan konsumen.

Tahun ini, tema RIF yang diusung adalah “Indonesia’s Digital Drive: Utilizing Digital Technology
in Developing Regional and Tourism Investment Opportunities”. Tema ini sesuai dengan
perkembangan industri digital yang cukup signifikan beberapa tahun terakhir.

Hingga Februari 2019, jumlah startup di Indonesia mencapai 2.070 startup dengan pertumbuhan tertinggi di tiga sektor yaitu on-demand services, financial technology (fintech) dan e-commerce. Tingginya angka pertumbuhan startup ini mendorong BKPM untuk mengubah konsep RIF tahun ini menjadi berbeda, yaitu mengundang para perusahaan rintisan (startup). Setidaknya, ada 250 startup yang hadir dalam perhelatan ini.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak yang juga hadir dalam kegiatan pitching sessions mengapresiasi ide-ide bisnis yang ditampilkan oleh start up yang ada.

“Kami apresiasi upaya pemerintah pusat untuk memfasilitasi pertemuan start-up dengan daerah, Jawa Timur sendiri siap untuk bekerjasama dengan start-up yang dapat berdampak positif bagi perekonomian daerah,” kata Emil.

Potensi ekonomi digital di Indonesia sangat besar. Dari data APJII, pengguna internet di Indonesia
mencapai 143 juta atau 54% dari total populasi dengan jumlah pemilik smartphone dan mobile
internet mencapai 90 juta (statista).

Riset Google dan Temasek juga menyebutkan market size ekonomi digital Indonesia juga mencapai US$27 miliar dan berpotensi menjadi US$100 miliar pada 2025. Dari aliran investasi asing per tahun di level US$20-25 miliar, diperkirakan 10% disumbang dari sektor ekonomi digital.(wan)