‘Sweet Dream’ Karya Pande Nyoman Alit Wijaya Suta Lolos ke Beijing Biennale

Minggu, 25 Agustus 2019 : 19.04
Sweet Dream karya Pande Nyoman Alit Wijaya Suta
DENPASAR (inibali.com)—Sweet Dream karya perupa Pande Nyoman Alit Wijaya Suta asal Denpasar berhasil lolos kurasi untuk mengikuti pameran akbar Beijing International Art Biennale 2019.

Selain Wijaya Suta, perupa Antonius Kho dari Ubud, Gianyar juga berhasil untuk menyertakan sebuah karya untuk pameran internasional yang berlangsung 30 Agustus-23 September 2019. Pameran yang diikuti lebih dari 600 perupa dari berbagai negara itu digelar di Museum Seni Nasional China, Beijing, mengusung tema Dunia yang Penuh Warna dan Masa Depan Bersama.

Sebagai ajang seni internasional, Binale Beijing mempromosikan keharmonisan global dan menghormati keragaman budaya internasional melalui dialektika yang setara antara budaya timur dan barat. Binale ini telah dirintis sejak tahun 2003, dan tahun ini adalah binale yang kedelapan.

Tidak hanya sekali ini karya kedua pelukis itu lolos kurasi Binale Beijing. Karya Wijaya Suta pernah lolos kurasi pada tahun 2015 dan karya Antonius Kho pada tahun 2010.

Pande Nyoman Alit Wijaya Suta
Wijaya Suta adalah perupa kelahiran Denpasar, 29 Agustus 1984.  Dia menamatkan pendidikan seni rupa di ISI Yogyakarta. Sejak 2008 aktif dalam banyak pameran bersama, antara lain “Merdeka dalam Ekspresi” di Taman Budaya Bali (2019), “Nitibumi” di Bentara Budaya Bali (2016), Beijing International Art Biennale, China (2015), “Colek Pamor” di Museum Arma, Ubud (2014). Dia tergabung dalam Komunitas Militant Arts dan Komunitas Seni Nitirupa.

Karya-karya Wijaya Suta cenderung mengeksplorasi seni figurati dan dekoratif tribalisme menjadi suguhan visual yang unik. Setiap detail karyanya dibangun dari simbol-simbol arkaik yang ditata sedemikian rupa menjadi satu kesatuan yang utuh.

Pada Binale Beijing kali ini, Wijaya Suta menampilkan karya berjudul “Sweet Dream” (150 x 180 cm, akrilik di kanvas, 2019). Karya itu mengungkapkan renungan tentang makna kebahagiaan. Dia menjelaskan kebahagiaan tidak bisa diukur dengan kekayaan. Kebahagian sangatlah sederhana ketika manusia mampu tersenyum dalam menghadapi berbagai masalah.

“Bermimpi yang indah akan membuat dunia ini penuh warna. Bermimpi dalam hal ini adalah bermimpi saat terjaga ketika menjalani kehidupan ini,” kata Wijaya Suta.

Antonius Kho adalah perupa kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 1958.  Sejak lama dia menetap di Bali. Dia menempuh pendidikan seni di Academy of Fine Art, Cologne, Jerman. Sejak 1984 dia aktif dalam banyak pameran tunggal dan bersama baik di dalam maupun luar negeri. Pameran tunggalnya, antara lain “Faces in Memory” di Jerman (2019), “Sweet Memories” di Shanghai, Cina (2018), “Remembering 1” di Koi Gallery, Jakarta (2017), “The Face – Small but Solid” di Ho Chi Minh, Vietnam.

Karya-karya Antonius Kho cenderung memadukan corak figuratif dengan seni ornamen dan menggunakan media campuran. Dalam ajang binale ini, Antonius Kho menampilkan karya berjudul “Jari Menari” (104 x 94 cm, mixed media on canvas, 2019).

Karya itu mengisahkan figur-figur yang bergerak lincah dalam sebuah tarian mengikuti irama musik yang dinamis. Figur-figur yang menari itu sesungguhnya menebarkan pesan-pesan perdamaian dalam rangkuman keindahan seni. (rel)

"Jari Menari" karya Antonius Kho