Mahkota Telah Terpasang, Patung GWK Rampung Agustus 2018

Minggu, 20 Mei 2018 : 17.36
MANGUPURA (inibali.com)--Mahkota pada patung Garuda Wisnu Kencana telah terpasang pada Minggu (20/5/2018) dan dilakukan ngrastiti serta pecaruan atau upacara pasupati.

Upacara tersebut dipimpin Ida Pedanda Putra Telabah dari Griya Telabah Denpasar; Ida Pedanda Gede Oka Mas dari Griya Satria Denpasar; Ida Pedanda Gede Ngurah Putra Keniten dari Griya Kediri Sangeh; dan Ida Pedanda Budha dari Griya Gunung Sari Peliatan Ubud, serta Ida Rsi Agung Dawan Pemecutan.

Seniman Nyoman Nuarta yang juga pemrakarsa patung Garuda Wisnu Kencana mengatakan upacara ini menjadi semacam doa bersama masyarakat agar ikon budaya tersebut bisa segera terwujud.

 “Mari sama-sama kita ngrastiti bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, agar karya ini selesai dan menjadi ikon baru bagi bangsa kita,” ujar Nuarta di sela-sela acara yang dihadiri Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpas I Gde Pitana, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.

Pemasangan mahkota ini bertepatan dengan 28 tahun masa pengerjaan GWK ynag melewati masa pasang dan surut. Nuarta yakin dengan pemasangan mahkota tersebut penyelesaian patung bakal segera terwjud.

Patung GWK setinggi 121 meter dari permukaan tanah atau 271 meter dari permukaan laut (dpl) ini sangat penting bagi Bali. Sebagai pematung yang karya-karyanya tersebar di berbagai negara, Nuarta merasa berkewajiban melahirkan karya besar untuk tanah kelahirannya.

Selama ini, katanya, Indonesia dan Bali khususnya, hanya mewarisi karya-karya agung dari para leluhur berupa bangunan-bangunan suci yang megah. “Dan itulah yang kita gunakan sekarang sebagai destinasi pariwisata. Memang ada pemandangan alam, tetapi itu kan anugerah dari alam,” kata Nuarta.



GWK bermula dari gagasan Nyoman Nuarta bersama Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Joop Ave, Gubernur Bali Ida Bagus Oka, serta kemudian melibatkan Menteri Pertambangan dan Energi Ida Bagus Sudjana.

Pada awal tahun 1990-an, ide GWK dipresentasikan di hadapan Presiden Soerharto. Setelah Presiden Soeharto setuju, peletakan batu pertama kawasan taman kebudayaan (cultural park) di Bukit Ungasan Jimbaran ini, dilakukan pada 1997.

Dalam perjalanannya, kata Nuarta, GWK mengalami pasang surut, terutama karena kesulitan pendanaan. Setelah terimbas krisis moneter, Nyoman Nuarta berusaha selama bertahun-tahun, agar GWK tetap dilanjutkan.

Ia bahkan pernah menawarkan kepada pemerintahan beberapa presiden agar GWK diakuisisi. “GWK juga pernah saya tawarkan kepada Pemda Bali, tetapi kan tidak mendapatkan respons positif, akhirnya saya beralih kepada swasta nasional,” katanya.

Sejak 2013 GWK diakuisisi PT Alam Sutera Tbk dan Nyoman Nuarta hanya bertindak sebagai seniman. “Saya punya tugas menyelesaikan patung ini sebagai swadharma. Siapapun pemiliknya tidak masalah, yang terpenting GWK berdiri dan menjadi ikon baru bagi Bali,” kata Nuarta.

Kini GWK telah rampung 70%. Pemasangan mahkota Dewa Wisnu dilakukan dengan menggunakan crane. Mahkota ini merupakan model ke-529 dari total modul yang akan membentuk seluruh sosok patung GWK. Seluruh patung GWK terdiri 754 buah modul yang diperkirakan terpaang seluruhnya pada Agustus 2018. (wan)