Penampilan musisi blues asal Brasil, Fernando Noronha. (inibali.com) |
Managing Director The Nusa Dua Wayan Karika mengatakan harapan itu terutama untuk meningkatkan tingkat isian kamar hotel dan lama tinggal wisatawan.
Saat perghelatan festival blues berlangsung tingkat isian kamar atau okupansi hotel di kawasan tersebut berkisar 75%-80%.
“Ini kondisi terbaik pasca erupsi Gunung Agung yang sempat membuat okupansi anjlok pada akhir tahun lalu,” katanya di sela-sela festival, Jumat (11/5/2018) malam.
Menurut Karioka tingkat okupansi menjelang dan selama festival sangat signifikan dan diharapkan apa yang diinginkan dari pergelaran ini bisa tercapai.
Selain mendukung industri musik, kreativitas musisi, dan memberikan hiburan, festival ini dimaksudkan untuk mendukung promosi dan atraksi pariwisata.
Festival keempat yang diselenggarakan BUMN pengelola The Nusa Dua, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) bersama penggagas Agung Bagus mantra dari Pregina Art & Showbiz ini tahun depan akan menjadi International Bali Blues Festival dengan menghadirkan musisi blues dunia, John Mayer.
Musisi blues Indonesia Ginda Bestari seusai tampil dalam klinik musik di festival ini berharap festival blues yang kini terbesar di kawasan Asia Tenggara ini terus dijaga keberlangsungannya dan ditingkatkan menjadi lebih besar.
Dia juga berharap dengan adanya festival ini semakin memacu musisi blues Indonesia untuk melahirkan karya sendiri dan meramaikan genre musik yang kian banyak penggemarnya ini.
Pada hari pertama penampilan musisi Bali Joni Agung yang menyajikan ‘musik blues dan reggae menguncang panggung yang berlatar belakang laut lepas di Pulau Peninsula.
Selain itu ada penampilan musisi asal Brasil, Ronald Gang yang berkolaborasi dengan Fernando Noronha yang menampilan single dari sejumlah albumnya.
Tak ketinggalan penampilan Malaysia Blues Brother, Jakarta Blues Factory & Dikta Wicaksono, serta Gugun Blues Shelter. Tampil pula band rockabilly asal bali The Hydrant yang belum lama ini melakukan tour di Amerika Serikat.