Koster-Ace Janji Program Kesehatan Gratis & Beri Santunan Penunggu Pasien

Kamis, 01 Maret 2018 : 18.54
DENPASAR (inibali.com)--Calon gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Koster-Ace) menjanjikan program kesehatan gratis melalui Krama Bali Sehat (KBS).

Program ini sejatinya melanjutkan program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) yang terbukti membantu masyarakat di bidang pelayanan kesehatan gratis. Koster-Ace akan menyempurnakan lagi JKBM itu, salah satunya jenis penyakit yang ditanggung KBS akan lebih banyak.

Koster-Ace juga akan memberikan santunan bagi penunggu pasien di rumah sakit. Program tanggungan bagi penunggu pasien bukan hal baru di Bali. Dua kabupaten yang kebetulan kepala daerahnya berasal dari PDIP telah melaksanakan program tersebut, yakni Badung dan Jembrana.

Selain Badung dan Jembrana, Koster-Ace akan menerapkan program itu di seluruh kabupaten/kota di Bali. Anggarannya bersumber dari APBD provinsi. Menurut Koster, melaksanakan program tersebut di semua kabupaten/kota di Bali merupakan salah satu contoh Pola Satu Jalur dalam menjalankan programnya nanti. Dengan pola Satu Jalur, ada sinergi dan integrasi program dari pusat, Provinsi hingga kabupaten/kota.

"Dengan Pola Satu Jalur, program yang sama dijalankan dari pusat-provinsi dan semua kabupaten/Kota di Bali. Kita tidak ingin program yang baik tersebut hanya berjalan di kabupaten tertentu, tapi harus dirasakan oleh semua masyarakat Bali di semua kabupaten/kota. Dengan Pola Satu Jalur, hal itu bisa dilakukan," kata Koster, Rabu (28/2/2018)

Demikianpun program-program lainnya, kata Koster, dengan Pola Satu Jalur bisa dijalankan di semua kabupaten/Kota di Bali. "Program yang sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di kabupaten tertentu di Bali selama ini juga harus dirasakan oleh masyarakat lainnya di kabupaten lain di Bali. Itulah esensi dari Pola Satu Jalur tersebut," tegas Koster.

Terkait dengan pogram tanggungan bagi penunggu pasien, menurut Koster, itu demi meringankan beban masyarakat, khususnya mereka yang berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah.

"Kasihan kan mereka yang cuma bekerja sebagai pedagang kecil, petani atau buruh bangunan, pas ada keluarganya sakit, mereka jadi tidak bisa bekerja. Sehingga tidak punya penghasilan mereka. Terus mereka tidak punya uang, mau makan dari mana mereka? Di sinilah kita bantu mereka melalui program tadi," jelas Koster.