HARDYS PAILIT: Ritel Telah Diakuisisi Setahun Lalu, 1.200 Karyawan Aman

Sabtu, 18 November 2017 : 10.58
Pusat belanja Hardys. (Foto: Kura2Guide)
DENPASAR (inibali.com)– Kabar proses kepailitan Grup Hardys yang viral belakangan diprediksi tak berpengaruh terhadap sekitar 1.200 karyawan supermarket yang tersebar di berbagai kota.

Menurut pemantauan di lapangan, Sabtu (18/11/2017), beberapa mobil boks Hardys masih tampak lalu-lalang di Denpasar. Supermarket Hardys yang berlokasi di Jl Gatot Subroto juga masih buka, melayani pelanggan seperti biasa.

Salah seorang karyawan yang tak mau disebut namanya mengatakan supermarket sudah bukan milik I Gede Agus Hardiawan yang mendirikan jaringan ritel terkenal di Pulau Dewata itu. “Soal pailit itu, saya tidak tahu,” ujarnya.

Proses kepailitan PT Hardys Retailindo, PT Grup Hardys, dan Ir. I Gede Agus Hardiawan tertanggal 14 November 2017 diumumkan melalui iklan media massa oleh tim kurator Egga Indragunawan, Lalu Bayu, Idho Sedeur Nalle, dan Ali Vitali.

Kliping tersebut viral di sejumlah grup WhatsApp dan menjadi pembicaraan kalangan pengusaha di Bali. 

Pada akhir 1990-an Grup Hardys menggarap ritel yang menyasar berbagai kota di Bali. Kemudian belakangan merambah bisnis properti, perhotelan, transportasi, pertanian, periklanan, dan usaha lainnya dengan karyawan lebih dari 3.000 orang.

Ternyata, jaringan ritel Hardys telah berpindah kepemilikan kira-kira setahun lalu ke PT Arta Sedana Retailindo. Perusahaan inilah yang kini menangani operasional sejumlah supermarket. 

Direktur Arta Sedana Retailindo Agoes P Adhie mengatakan 13 outlet Hardys di Bali termasuk sekitar 1.200 karyawan telah diakuisisi setahun lalu.

“Prospek di Bali usaha ritel bagus, dan orang di sini sudah tahu Hardys. Makanya kami mengambil,” katanya.

Sayangnya Agoes tak mau menyebut nilai investasi untuk akuisisi tersebut. Yang jelas, pihaknya akan terus mengembangkan jaringan Hardys termasuk melalui online.

Ketua Umum Kadin bali Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra mengungkapkan keprihatinan atas pailit yang menimpa Hardys Group.

“Kami ikut prihatin karena ini milik pengusaha lokal yang juga aktif di kadin. Kami berharap bisa tertangani dengan baik,” ujarnya.