DENPASAR (inibali.com) - Jutaan masyarakat Hindu merayakan Hari Raya Galungan, Rabu (1/11/2017). Galungan memiliki makna hari kemanangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kebatilan). Tapi ada yang pernah tahu, kapan Galungan pertama dirayakan?
Menurut lontar Purana Bali Dwipa, Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada hari Purnama Kapat (Budha Kliwon Dungulan) di tahun 882 Masehi atau tahun Saka 804. Galungan dirayakan setiap 210 hari.
Dalam setahun Galungan biasanya dirayakan sebanyak 2 kali. Tahun 2017 ini, Galungan telah dirayakan sejak 1.135 tahun lalu. Artinya juga Galungan telah dirayakan sekitar 1.973 kali.
Menurut mantan Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Departemen Agama RI, Drs. I Gusti Agung Gede Putra, mempekirakan Hari Raya Galungan sudah dirayakan oleh umat Hindu di seluruh Indonesia sebelum populer di Pulau Bali.
Perayaan hari raya Galungan dan Kuningan biasanya ditandai dengan pemasangan penjor. Penjor yang terpasang di tepi jalan (setiap rumah) merupakan persembahan ke hadapan Bhatara Mahadewa.
Arti kata Galungan diambil dari bahasa Jawa kuno yang berarti bertarung. Biasa disebut juga “dungulan” yang artinya menang. Perbedaan penyebutan Wuku Galungan (di Jawa) dengan Wuku Dungulan (di Bali) memiliki arti yang sama, yakni wuku yang kesebelas. (*)