Bali Run 2017, Minggu (1/10/2017) start di ITDC melalui Tol Bali Mandara dan finis di Pulau Peninsula |
NUSA DUA (inibali.com) - Bali harus memiliki informasi yang bagus terkait bencana Gunung Agung. Informasi hoak dan boombastis seputar bencana Gunung Agung menimbulkan ketakutan kepada masyarakat dan wisatawan. Jika persoalan informasi bencana Gunung Agung terlalu boombastis bisa saja banyak wisatawan batal ke Bali. Ekonomi Bali secara keseluruhan bisa terganggu.
Saat ini kejelasan informasi dan sebuah gerakan diperlukan untuk memberikan pemahaman kepada wisatawan bahwa melakukan kegiatan atau aktivitas wisata di Pulau Bali masih aman. Dengan melakukan aktivitas wisata salah satunya Bali Run yang merupakan bagian dari wisata olahraga (sport tourism) ini pelaku industri pariwisata di Nusa Dua menunjukkan kepada dunia meskipun adanya isu peningkatan aktivitas Gunung Agung, namun kegiatan wisata di kawasan tersebut masih berjalan normal.
Direktur Operasional Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), AA Ngurah Wirawan menjelaskan, Bali Run 2017 merupakan event lari yang menarik bagi peserta yang datang dari seluruh Indonesia bahkan mancanegara. Dikarenakan kegiatan ini tidak hanya dilakukan di taman area Nusa Dua, juga di jalan raya dan Jalan Tol Bali Mandara.
"Karena tahun lalu kami hanya lari di dalam Nusa Dua. Tahun ini dengan izin Menteri Pekerjaan Umum diizinkan untuk menggunakan Jalan Tol Bali Mandara sebagai arena berlari. Hampir seluruh peserta yang jumlahnya 3.500 ini gembira sekali karena memang jarang ada kejadian jalan tol ditutup sementara atau dimanfaatkan sebagian untuk berlari," ucapnya usai mengikuti Bali Run di Pulau Peninsula Nusa Dua, Badung, Minggu (1/10).
Menurutnya, selain sebagai aktivitas wisata olahraga akhir-akhir ini berlari sudah menjadi gaya hidup masyarakat di perkotaan di seluruh dunia baik itu dari berbagai kalangan usia. "Kegiatan ini juga merupakan bagian atraksi wisata di kawasan ITDC," cetus Wirawan.
Dikatakannya, kehadiran sejumlah wisatawan asing dalam kegiatan Bali Run tersebut membuktikan bahwa para wisatawan menganggap beraktivitas wisata di Bali itu aman. "Iya memang ada wisatawan asing. Memang yang ikut hanya sedikit karena ada isu Gunung Agung," terang Wirawan.
Diakui Wirawan, meskipun isu peningkatan aktivitas Gunung Agung sempat merebak di media sosial namun pihaknya berhasil meyakinkan para pelari baik domestik maupun mancanegara bahwa letak Gunung Agung dengan lokasi lari ini cukup jauh. "Jadi tidak perlu dikhawatirkan dan akhirnya mereka semangat lagi untuk datang ke Bali ikut Bali Run ini," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan jika ada beberapa pertanyaan terkait penerbangan sejak muncul isu peningkatan aktivitas Gunung Agung. Kata dia, wisatawan pun memahami apabila nantinya terjadi erupsi yang menyebabkan transportasi udara di Bandara Ngurah Rai tidak beroperasi sementara waktu, masih bisa menggunakan transportasi darat maupun laut. "Tapi mereka juga sudah tahu kalau tidak bisa terbang dari ke Bali bisa menggunakan Pelabuhan Gilimanuk. Banyak yang telah mempersiapkan hal itu jika dari ke Bali tidak bisa via udara, bisa melalui jalan darat. Kalau yang domestik masih percaya. Tapi kalau yang asing nampaknya terpengaruh karena isu ini," beber Wirawan.
Melalui Bali Run ini membuktikan walaupun harus waspada dengan adanya potensi erupsi di Gunung Agung tidak mengendurkan atau mengurangi semangat dan keyakinan wisatawan datang ke Bali. "Sebab Bandara Ngurah Rai bukan satu-satunya wahana sarana trasportasi yang ada di Bali tapi kita masih punya Pelabuhan Benoa, Gilimanuk dan Pelabuhan Lembar untuk keluar jikalau Ngurah Rai terpaksa ditutup. Mungkin informasi seperti ini harus didengungkan terus kepada wisatawan di seluruh dunia," imbuhnya.
Ditanya terkait pembatalan wisatawan, Wirawan mengaku belum menerima laporan tersebut dari hotel-hotel di kawasan ITDC. Dia mengatakan saat ini okupansi (tingkat hunian) di ITDC masih cukup baik, selama periode semester 1 2017 rata-rata okupansi diatas 78 persen. Namun pihaknya belum memastikan berapa okupansi di kawasan ITDC pasca merebaknya isu peningkatan aktivitas Gunung Agung.
"Saya harap pemerintah bisa mengambil inisiatif yang lebih tegas bahwa tidak ada masalah dengan Pulau Bali, bahwa kita waspada terhadap potensi erupsi Gunung Agung itu benar tetapi jangan sampai kemudian menakut-nakuti wisatawan. Sehingga menyebabkan jumlah kunjungan berkurang dan tentunya pertumbuhan ekonominya Bali menurun," katanya.
Managing Director Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Wayan Karioka, pelaksanaan Bali Run ini merupakan satu hal untuk membuktikan, bahwa aktivitas pariwisata masih tetap berjalan pasca naiknya status gunung Agung menjadi awas. Dikatakan, erupsi gunung api merupakan force majeure yang tak bisa dicegah. "Kita hanya bisa mengantisipasi untuk meminimalisir kerugian," ujarnya. (wid)