Status Gunung Agung Diturunkan, Tidak Ada Pemulangan Paksa Pengungsi

Selasa, 31 Oktober 2017 : 18.14
Gubernur Bali Made Mangku Pastika (Foto: Youtube)
DENPASAR (inibali.com)--Gubernur Bali mmenegaskan tidak ada pemulangan paksa terhadap pengungsi pascaditurunkannya status Gunung Agung dari level IV (Awas) menjadi level III (Siaga) sejak pukul 16.00 wita, Minggu (29/10/2017).

Pastika membantah adanya rumor jika pengungsi Gunung Agung yang mencapai 150 ribu jiwa harus kembali ke rumah masing-masing.

Ia menegaskan itu dalam acara ramah temah dengan wartawan di Press Room, Kantor Gubernur Bali, Senin (30/10/2017).

Kata Pastika saat ini jumlah pengungsi sekitar 130 ribu jiwa. Berdasarkan KRB terkini tinggal enam desa yang masuk kakwasan rawan bencana (KRB) dengan radius 6-7,5 km atau mencapai 47 ribu jiwa.

“Sisanya, jika ingin pulang silakan. Bukan berarti ngusir, atau masih mau bertahan di pengungsian tidak apa-apa. Tapi jujur, pasti tidak nyaman hidup di pengungsian, tidur desak-desakkan, tidak bisa kerja dan serba terbatas,” katanya, didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra.

Pastika mengatakan persoalan pengungsi bukanlah masalah untung dan rugi, karena sudah menjadi kewajiban pemerintah memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakatnya.

Semua harus mematuhi arahan dari PVMBG, karena hanya badan itu yang mempunyai otoritas terkait langkah-langkah yang harus dilakukan terkait aktivitas Gunung Agung.

Jadi, lanjutnya, kalau statusnya diturunkan dan dinyatakan aman untuk kembali ke rumah dipersilakan. Bagi warga yang rumahnya masuk KRB, diminta tetap bertahan di pengungsian

Akan tetapi, semua pihak diharapkan tetap waspada karena kemungkinan erupsi masih ada.

Mengenai fasilitasi para pengungsi ke daerah asal, Pastika mengatakan pihaknya sudah menyiapkan truk dan bus bagi para pengungsi yang ingin kembali ke rumah masing-masing, jadi tinggal koordinasi saja dengan pemerintah.

“Selama masih ada pengungsi, maka status tanggap darurat akan terus berlangsung, karena terkait dengan masalah logistik,” tuturnya. 

Bertepatan dengan Hari Raya Galungan, Rabu (1/11/2017), Pastika mengajak masyarakat Bali memaknai lebih dalam lagi apalagi di tengah situasi Gunung Agung belakangan ini.

Menurutnya kejadian aktivitas vulkanologi belum lama ini harus dimaknai warga untuk lebih memupuk rasa persaudaraan kita.

“Merayakan secara besar-besaran boleh, ngelawar yang banyak juga sah-sah saja, tapi ingat saudara kita yang kekurangan, bagilah sedikit, apalagi yang berada di pengungsian,” jelasnya.