DENPASAR (inibali.com) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali menggelar operasi pasar pada Selasa (10/1). Wakil TPID Bali Causa Imam Karana, menjelaskan, operasi pasar ini akan terus digelar untuk menjaga stabilitas harga di Bali, terutama cabe. Ia menilai jika sesungguhkan cabe harganya stabil, tetapi distribusi stoknya tidak merata sehingga terjadi kenaikan harga yang besar.
"Kenaikan harga cabe sebenarnya baru terjadi dalam sepekan atau dua pekan terakhir karena kendala stok yang tidak merata. Buktinya, di beberapa wilayah yang menjadi produksi cabe, harganya relatif stabil," ujarnya saat ditemui di Pasar Kreneng Denpasar, Selasa (10/1).
Untuk operasi pasar saat ini, TPID Bali bersama Bulog Divisi Regional Bali melakukan secara serentak di 3 titik di Kota Denpasar yakni Pasar Kreneng, Pasar Kumbasari dan depan Kantor Bulog Bali. Kepala Bulog Devisi Regional Bali Miftahul Ulum menjelaskan, untuk tahap pertama, Bulog mengeluarkan harga cabe dalam operasi pasar seharga Rp 60 ribu perkilogram.
Sementara harga di pasar di Bali saat ini masih bervariasi mulai dari Rp 105 ribu sampai Rp 95 ribu. "Kita menjualnya seharga Rp 60 ribu perkilogram. Untuk tahap pertama Bulog mengelurkan stok sebanyak 200 kilogram. Bila harga belum stabil maka operasi pasar akan terus dilakukan oleh TPID bersama Bulog," ujarnya.
Khusus untuk cabe, operasi pasar dilakukan di beberapa titik. Bulog akan menyasar beberapa titik di kabupaten yang masih mahal harganya. Namun dalam operasi pasar kali, cabe sudah di-packing seberat seperempat kilogram dan dijual seharga Rp 15 ribu perpacking. Perorang dibatasi hanya boleh membeli dua pack. "Ini untuk membatasi penumpukan stok cabe, dan mencegah aksi memborong dari warga agar yang membeli cabe itu untuk konsumsi rumah tangga," ujarnya.
Sampai saat ini harga cabai rawit dipasaran masih terbilang tinggi. Banyak pedagang cabai rawit yang mengurangi stok penjualannya. Kenaikan harga ini sejak menjelang pergantian tahun dan kian meroket terus menerus. Banyak pedagang cabai yang mengatakan kenaikan harga cabai ini disebabkan oleh faktor cuaca. Saat ini disejumlah pedagang cabai rawit di pasaran mematok harga cabai sebesar Rp100.000/kg.
Sementara itu Kepala Seksi Pengembangan Bisnis Bulog I Dewa Gede Raka menjelaskan, selain cabe yang dijual di pasar murah, Bulog juga menjual minyak goreng, beras dan gula. Untuk cabe hanya dijual di 3 titik. Sementara untuk bahan pokok lainnya dijual di beberapa titik yakni Pasar Badung, Kumbasari, Pasar Gunung Agung, Pasar Sanglah, dan depan Kantor Bulog Bali.
Minyak goreng dijual Rp 24.000/kg sebanyak 5 karton, cabai rawit merah Rp 60.000/kg sebanyak 105 kilogram cabai rawit, hula Pasir harga Rp 12.500/kg dengan jumlah 200kg gula. "Bulog memiliki tugas untuk menjaga kesetabilan harga kemudian menjaga keterjangkauan harga pangan pokok, dan menjaga ketersediaan barang untuk selalu ada," ujarnya. Dalam operasi pasar kali ini, cabe diserbu warga karena harganya murah.
Salah satu pembeli Iin Rahayu mengatakan, Oprasi Pasar Murah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali ini sangat bagus untuk masyarakat. Ia meminta agar operasi pasar lebih sering lagi diadakan untuk menjaga kestabilan harga. Hal seperti ini sangat membantu walaupun produk-produk yang disediakan sangat terbatas.
"Harga Cabe saat ini sangat mahal. Tadi saya beli di dalam Pasar Kreneng 1/4kg dengan harga Rp25.000. Sedangkan sekarang saya beli di pasar murah 1/4kg hanya Rp15.000. Saya sangat berharap sembako yang disediakan ditambah lagi biar lengkap," ujarnya. (Ar)