DENPASAR (inibali.com) -Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I GA Sudarsana, Rabu (21/12) menjelaskan, lonjakan penumpang saat rapat dengan Kementerian Perhubungan di Jakarta baru-baru ini. Lonjakan penumpangan ke Bali akan terjadi pada H-7 sampai dengan H+9 pasca tahun baru.
"Kami sudah melakukan rapat koordinasi dengan seluruh instansi terkait mulai dari Dinas Perhubungan, Pelindo, Terminal, ASDP, SatPol PP hingga kepolisian untuk melakukan antisipasi terhadap lonjakan penumpang menjelang akhir tahun dan mengamankan angkutan jelang Natal dan Tahun Baru," ujarnya.
Belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Terminal Ubung dan Pelabuhan Gilimanuk menjadi perhatian utama karena lonjakan penumpang terjadi lewat dua jalur ini. Sementara untuk penumpang yang datang ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai sudah tertata dengan baik. Untuk di Kota Denpasar dan Badung sebagai tujuan utama wisatawan domestik di saat Nataru, kesiapan Terminal Ubung menjadi titik krusial.
"Belajar dari tahun sebelumnya, lonjakan penumpang bukan pada sebelum tahun baru, tetapi 2 minggu setelah tahun baru. Banyak wisatawan domestik, terutama pelajar mahasiswa, mereka sudah mengetahui jika saat Natal dan sampai jelang pergantian tahun, di Bali umumnya terjadi kemacetan yang luar biasa. Makanya mereka datang dalam jumlah banyak setelah tahun baru," ujarnya.
Volume kendaraan justeru meningkat cukup signifikan. Di Kota Denpasar sendiri terjadi kemacetan. Apalagi bersamaan dengan Denpasar Festival, sehingga dilakukan pengalihan arus kendaraan ke beberapa titik.
Untuk Pelabuhan Gilimanuk, pihaknya sudah berkoordinasi dengan ASDP untuk mengoperasikan 45 kapal mulai H-7 sampai H+9. Hal ini cukup beralasan karena jalur Denpasar-Gilimanuk diprediksi terjadi lonjakan arus kendaraan hingga mencapai 15 persen.
Sementara untuk di Pelabuhan Benoa Bali lonjakan penumpang mencapai relatif kecil yakni hanya mencapai 5 sampai 6 persen. "Dibandingkan dengan tahun sebelumnya rata-rata naik 10 sampai 15 persen. Di Bali, justeru terjadi peningkatan yang berkaitan pariwisata," ujarnya.
Untuk jalur Denpasar Gilimanuk, kendaraan roda dua diprediksi mencapai 6.233 penumpang perhari. Sementara untuk roda empat dan seterusnya mencapai 52.733 penumpang perhari. Sementara kapasitas angkutan perkapalnya mencapai 250 unit sepeda motor perhari perkapal dan 35 mobil perhari perkapal. "Jadi masih ada kelonggaran bila lonjakan penumpang melebihi prediksi tersebut," ujarnya.
Daerah rawan macet jalur Denpasar-Gilimanuk terjadi dimana ada iring-iringan truk dalam jumlah banyak. "Kalau tidak ada iring-ringan truk, tidak ada kemacetan," ujarnya. Sejak 1 Desember kemarin, kapal-kapal bahan baku yang selama ini melewati Bali ke Lombok sudah langsung dari Surabaya ke Lombok. Kondisi ini menyebabkan kemacetan di ruas jalan Gilimanuk-Denpasar menurun drastis. Justeru yang macet ada di Kota Denpasar. (Ar)