Desa Wisata Pinge dalam Sinergi BU

Sabtu, 12 November 2016 : 20.56
Desa wisata Pinge mendapat dukungan pengembangan dari BUMN

TABANAN (inibali.com) - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC), serta PT Patra Jasa (Patra Jasa), melanjutkan inisiatif dalam pengembangan desa wisata di Indonesia dengan merangkul Desa Wisata Pinge di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali sebagai desa wisata binaan sinergi BUMN.
Kerjasama pengembangan diawali dengan penandatanganan MOU antara Sinergi BUMN dengan Kepala Desa Pinge dan penandatanganan prasasti oleh Menteri BUMN, Rini M. Soemarno. Untuk pengembangan Desa Wisata Pinge, ITDC, TWC, dan Patra Jasa bersinergi dengan PT Bank Tabungan Negara (BTN) dan PT Semen Indonesia. “Desa Wisata Pinge bisa menjadi contoh pengembangan desa wisata yang laun,” ujar Menteri BUMN.
Dikatakan, pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan asing pada 2019 sebaanyak 20 juta. Namun pembangunan pariwisata bukan hanya membangun hotel, namun bagaimana membangun hal-hal yang menarik yang didasarkan keaslian dan kearifan lokal. “Kita bukan hanya menambah jumlah kunjungan tapi bagaimana masyarakat lebih sejahtera,” ujarnya.
Direktur Utama ITDC, Abdulbar M Mansoer mengatakan “Program pengembangan Desa Wisata Pinge dilaksanakan untuk menyambut gagasan konsep pariwisata yang disampaikan Presiden Joko Widodo medio Oktober lalu, yaitu memadukan potensi desa dengan pariwisata. Kegiatan ini sekaligus menjadi program nasional sinergi BUMN pariwisata untuk membangun desa wisata di kawasan-kawasan pariwisata strategis nasional. Diharapkan ke depan kami dapat melahirkan lebih banyak desa wisata di tanah air yang berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian masyarakat.
Desa Pinge adalah salah satu desa yang telah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Tabanan sebagai desa wisata. Desa ini yang memiliki luas 145 ha yang terdiri dari 160 Kepala Keluarga atau 810 jiwa penduduk dan berada di ketinggian 500 meter diatas permukaan laut. Dengan pesona alam yang memikat dan kekayaan budaya seperti kerajinan ukir, kerajinan alat musik, kuliner lokal dan tari Desa Pinge memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata andalan di waktu mendatang.
Pengembangan Desa Wisata Pinge merupakan lanjutan dari pengembangan Desa Wisata Borobudur yang secara resmi dimulai pembangunannya minggu lalu. Pertumbuhan kunjungan ke desa wisata ini cukup menggembirakan. Jika pada Tahun 2015 jumlah kunjungan sekitar 850 orang, maka hingga awal November ini jumlahnya hampir 1.500 wisatawan.

“Jika Desa Wisata Borobudur dikembangkan dengan konsep pembangunan Balai Ekonomi Desa (Balkondes), maka Desa Wisata Pinge dikembangkan dengan konsep yang lebih menyeluruh berupa perbaikan sarana dan prasarana pariwisata seperti Tourist Information Center (TIC), perbaikan fasilitas seperti peningkatan kualitas homestay dan pendampingan berkesinambungan kepada masyarakat terkait hospitality, manajemen serta pelatihan pemasaran. Di samping itu, kami juga akan membangun Balkondes sebagai sarana masyarakat menampilkan keunggulan-keunggulan desa, sehingga dapat mendukung perekonomian desa,” ujar Abdulbar M Mansoer.
Selain itu, Desa Wisata Pinge yang dikembangkan dengan metode Community-based Tourism diharapkan dapat menjadi menjadi destinasi unggulan baru di wilayah Bali Utara sekaligus sebagai upaya untuk pemerataan pengembangan pariwisata Bali yang selama ini terpusat di Bali Selatan.
“Sejalan dengan tugas yang diamanatkan pada kami untuk mengembangkan destinasi wisata di seluruh Indonesia, kami berharap sinergi BUMN dan Pemerintah Daerah dapat terus terjalin dalam mendorong potensi wisata yang ada di Indonesia termasuk juga dalam pengembangan desa wisata. Melalui Sinergi BUMN dan gerakan BUMN Peduli kami optimistis pariwisata dapat menjadi motor baru pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tutup Abdulbar M Mansoer. (wid)