Motivator Ketut Wiratama saat berbicara dalam Media Gathering di Kantor BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, Senin (6/6/2016) |
Jumlah peserta BPJS kesehatan telah mencapai angka lebih dari 163 juta. Kritik dan pujian mengiringi perjalanan BPJS selama beberapa tahun berkiprah. Asuranai plat merah ini pun terus berupaya menggenjot kesadaran masyarakat. Mereka pun menggandeng media dalam menyampaikan berbagai informasinya.
Menurut Kepala Departemen Hukum Komunikasi Publik Kepatuhan dan Keuangan BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, Ivonny E Salassa, menyatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi dan komunikasi untuk meningkatkan kesadaran peserta BPJS.
"Media menjadi sarana penting dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat," ucapnya usai Media Gathering di Kantor BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, Renon, Denpasar, Senin (6/6/2016). Media gathering ini menghadirkan motivator asal Bali Ketut Wiratama.
Ivonny menyatakan, BPJS Kesehatan Divisi Regional XI juga melakukan kerjasama dengan badan usaha instansi vertikal maupun instansi yang terkait dengan kegiatan pendaftaraan kepersertaan BPJS kesehatan.
"Kami juga tetap jalin kerjasama dengan instansi khususnya yang ada hubungan dengan BPJS kesehatan. Sosilalisasi terus kami lakukan baik itu lewat media masa, elektronik dan cetak, serta melalui pertemuan-pertemuan dengan instansi atau badan usaha yang belum mendaftar," ungkapnya.
Ia menuturkan, jika dilihat dari jumlah peserta pendaftaran BPJS kesehatan bahwa sampai saat ini didominasi oleh badan usaha. Terkait dengan pendaftaraan kepesertaan BPJS kesehatan tersebut ia berharap, bagi yang belum mendaftar agar segera bisa ikut mendaftar.
"Sampai saat ini lebih banyak badan usaha yang banyak mendaftar. Bagi yang belum mendaftar kami mengajak agar lebih aktif lagi mendaftar kepesertaan BPJS kesehatan. Itu akan berguna suatu saat nanti ketika jatuh sakit," harapnya.
Media gathering dikemas apik dan dihadiri oleh puluhan jurnalis Bali. Motivator asal Bali Ketut Wiratama, selama hampir 3 jam, banyak menginspirasi para peserta. Pembicara yang banyak memberikan motivasi di sejumlah perusahaan ini sangat menarik.
Para jurnalis pun diingatkan betapa besarnya pengaruh pemberitaan terhadap pembentukan opini masyarakat. "Opini yang terus diulang-ulang bisa dianggap suatu kebenaran, kendati itu keliru," katanya. (wid)
Menurut Kepala Departemen Hukum Komunikasi Publik Kepatuhan dan Keuangan BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, Ivonny E Salassa, menyatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi dan komunikasi untuk meningkatkan kesadaran peserta BPJS.
"Media menjadi sarana penting dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat," ucapnya usai Media Gathering di Kantor BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, Renon, Denpasar, Senin (6/6/2016). Media gathering ini menghadirkan motivator asal Bali Ketut Wiratama.
Ivonny menyatakan, BPJS Kesehatan Divisi Regional XI juga melakukan kerjasama dengan badan usaha instansi vertikal maupun instansi yang terkait dengan kegiatan pendaftaraan kepersertaan BPJS kesehatan.
"Kami juga tetap jalin kerjasama dengan instansi khususnya yang ada hubungan dengan BPJS kesehatan. Sosilalisasi terus kami lakukan baik itu lewat media masa, elektronik dan cetak, serta melalui pertemuan-pertemuan dengan instansi atau badan usaha yang belum mendaftar," ungkapnya.
Ia menuturkan, jika dilihat dari jumlah peserta pendaftaran BPJS kesehatan bahwa sampai saat ini didominasi oleh badan usaha. Terkait dengan pendaftaraan kepesertaan BPJS kesehatan tersebut ia berharap, bagi yang belum mendaftar agar segera bisa ikut mendaftar.
"Sampai saat ini lebih banyak badan usaha yang banyak mendaftar. Bagi yang belum mendaftar kami mengajak agar lebih aktif lagi mendaftar kepesertaan BPJS kesehatan. Itu akan berguna suatu saat nanti ketika jatuh sakit," harapnya.
Media gathering dikemas apik dan dihadiri oleh puluhan jurnalis Bali. Motivator asal Bali Ketut Wiratama, selama hampir 3 jam, banyak menginspirasi para peserta. Pembicara yang banyak memberikan motivasi di sejumlah perusahaan ini sangat menarik.
Para jurnalis pun diingatkan betapa besarnya pengaruh pemberitaan terhadap pembentukan opini masyarakat. "Opini yang terus diulang-ulang bisa dianggap suatu kebenaran, kendati itu keliru," katanya. (wid)