Salah satu ATM Center di Bali. (Foto: Net) |
Ketua Kadin Bali Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra mengataka dari keuntungan usaha bank dan BUMN 2%-2,5% seharusnya dialokasikan untuk untuk CSR.
"Tetapi masih sedikit sekali yang merealisasikan hal itu," kata Alit di sela-sela Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bali yang digelar Bank Indonesia, Kamis (17/3/2016).
Dia memisalkan jika keuntungan dari penyaluran kredit perbankan sebesar Rp6,8 triliun, maka sekitar Rp120 miliar bisa dialokasikan untuk CSR yang bisa emmberdayakan banyak lapisan masyarakat.
"Ke mana saja itu (keuntungan), luar biasa besarnya," ucapnya.
Bahkan, mantan Ketua Kadin Kabupaten Badung itu menyebutkan salah satu bank swasta nasional terbesar di Indonesia tidak menyalurkan CSR atau nol CSR.
Tidak hanya perbankan, Alit juga menyebutkan sejumlah BUMN yang bergerak di bidang jasa konstruksi, selama 10 tahun terakhir dinilainya belum menyalurkan CSR.
"Itu baru perbankan, belum BUMN. Yang paling kami soroti CSR dari karya-karya itu, Waskita Karya, Hutama Karya, Wijaya Karya, semua karya-karya itu yang `zero`. BUMN yang karya-karya itu CSR-nya `zero`," tegasnya.
Untuk itu ia mendesak pemerintah membuat formulasi penyaluran CSR seperti di Kadin Badung yang membentuk Dewan CSR agar bisa mengakomodasi bantuan sosial tersebut termasuk adanya pengawasan.
Pihaknya juga meminta agar CSR tersebut perlu disikapi bersama salah satunya dengan mengakumulasikan jumlah CSR tersebut pada satu tempat untuk menghindari saling tarik menarik dan penyaluran sendiri-sendiri.
"Kalau bisa CSR ini dijadikan satu, diakumulasikan di satu tempat misalnya di provinsi sehingga tidak tarik-menarik," katanya.