2015 Lewati Tekanan Negatif, 2016 Ekonomi Tetap Berat

Kamis, 18 Februari 2016 : 20.50


DENPASAR (inibali.com) -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional Bali dan Nusa Tenggara menyelenggarakan Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan 2016 se-Provinsi Bali bertempat di Aston Denpasar Hotel dan Convention Center dengan tema “Mendorong Pertumbuhan dan meningkatkan Daya Saing dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”.

Pertemuan tahunan ini dihadiri sekitar 200 stakeholders OJK yang terdiri dari pimpinan seluruh lembaga jasa keuangan di Bali, Anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Ketua DPRD Provinsi, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, bupati dan walikota, pimpinan dinas dan instansi vertikal, pengurus asosiasi industri jasa keuangan, akademisi serta pimpinan media massa se-Provinsi Bali.

Kepala OJK Regional Bali dan Nusa Tenggara, Zulmi menyatakan, Bsli mampu menghindari dampak negatif tekanan ekonomi global dalam Tahun 2015 lalu. Tahun lalu merupakan tahun yang sulit namun dapat dilewati melalui koordinasi kebijakan dan kerjasama pemerintah dan otoritas perekonomian.

Dikatakan, sektor perbankan selama tahun 2015 tumbuh signifikan dengan berbagai indikator kinerja yang terus membaik. Volume usaha yang diukur dari nilai total aset meningkat sebesar 9,48% menjadi Rp 104,35 triliun diakhir 2015.

Fungsi intermediasi perbankan juga berkembang semakin baik dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang meningkat dari 81,14% (akhir 2014) menjadi 86,21% diakhir 2015. Jumlah kredit yang disalurkan ke berbagai sektor usaha meningkat 10,58 % dari akhir 2014 menjadi Rp71,14 triliun di akhir 2015.

Kualitas penyaluran kredit yang terkendali dengan rasio kredit bermasalah (NPL) seluruh perbankan di Bali tercatat sebesar 2,13% lebih rendah dari angka nasional diakhir tahun 2015.

Pencapaian kinerja ekonomi dan lembaga keuangan tentu saja menjadi salah satu modal dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Perlu kerjasama yang semakin solid dalam menghadapu persaingan global yang sudah ada di depan mata.

Perekonomian Indonesia pada tahun 2016 ini diperkirakan masih akan diwarnai beberapa tantangan, sehingga sektor jasa keuangan diharapkan mampu menjadi pilar penopang dan roda penggerak bangunan ekonomi nasional untuk tetap tumbuh lebih baik.

Di tahun ini di mana inisiatif Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah dimulai, OJK memandang momentum inflasi yang rendah harus dimanfaatkan dalam meningkatkan kegiatan produksi domestik untuk berfokus menciptakan pertumbuhan ekonomi yang optimal.

Dalam tahun 2016, OJK akan fokus pada dua perhatian utama untuk menggairahkan kegiatan ekonomi produktif. Pertama, meningkatkan kemampuan UMKM, pengembangan ekonomi daerah, dan penguatan sektor ekonomi prioritas. Kedua, mendorong pemanfaatan sektor jasa keuangan untuk pembiayaan-pembiayaan yang memerlukan sumber dana jangka panjang dan mendorong korporasi menjadi lokomotif perekonomian nasional.

Ia menambahkan harus Tahun 2016 harus bersinergi dengan pelaku sektor jasa keuangan di Bali dan Nusa Tenggara supaya maksimal mendukung berbagai program pembangunan daerah. Pertumbuhan ekonomi Bali dinilainya tetap signifikan di tengah perlambatan ekonomi global. "Itu karena sektor pariwisata yang menjadi roda utama perekonomian di Bali," kata Zulmi. (wid)