I Gusti Ngurah Made Agung (Foto: Repro) |
Pengukuhan gelar pahlawan nasional tersebut dierahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 5 November 2015 lalu di Istana Negara Jakarta.
Penasehat kegiatan syukuran tersebut Cokorda Ngurah Bagus Agung mengatakan kegiatan syukuran atas meraih gelar pahlawan nasional (I Gusti Ngurah Made).
"Kegiatan syukuran ini akan digelar pada Sabtu (5/12) bertempat di Jaba Pura Satria Denpasar," katanya, Jumat (4/12/2015).
Ia mengatakan bersama seluruh Keluarga Besar Puri Satria Denpasar dan masyarakat Kota Denpasar, menggelar acara tersebut sebagai wujud syukur atas perjuangan almarahum melawan penjajah.
Dalam acara ini diagendakan berbagai kegiatan di mulai pukul 19.30 Wita. Acara ini juga akan dihadiri lima Menteri Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, di antaranya Menteri Pertahanan, Menteri Sosial, Menteri Agraria, serta Menteri Pemberdayaan Perempuan.
Di samping dihadiri menteri, acara syukuran juga dihadiri tokoh puri, dan tokoh griya yang berkaitan dengan Puri Denpasar.
Dari catatan penganugrahan I Gusti Ngurah Made Agung sebagai pahlawan nasional adalah seorang Raja Badung VII yang gagah berani dan pantang menyerah membela kebenaran, keadilan dan negara.
Dia bersama dengan masyarakat Badung berjuang habis-habisan melawan penjajah Belanda dalam perang Puputan Badung tahun 1906.
Almarahum I Gusti Ngurah Made Agung lahir di Puri Agung Denpasar, 5 April 1876. Dia merupakan Putra dari I Gusti Gede Ngurah Pemecutan atau Ida Tjokorda Gde Ngurah Pemecutan.
I Gusti Ngurah Made Agung gugur dalam Perang Puputan Badung melawan pasukan Kolonial Belanda 22 September 1906 dan mendapat gelar kehormatan Ida Betara Tjokorda Mantuk Ring Rana yang artinya raja yang gugur di medan perang.
Selain seorang raja, I Gusti Ngurah Made Agung juga dikenal sebagai sastrawan. Karya yang ditulisnya di antaranya Kidung Loda, Geguritan Dharma Sesana, Geguritan Nengah Jimbaran, Geguritan Niti Raja Sesana dan Geguritan Purwasengara.(Antara/wan)