Ketimpangan Badung Utara & Selatan, Ini Solusinya

Minggu, 06 Desember 2015 : 15.10
Suasana Jl Pantai Kuta.(Foto: Wan)
MANGUPURA (inibali.com) - Pemkab Badung mendapat PR atau pekerjaan rumah dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika yakni bagaimana membuat pendapatan warga Petang sama dengan warga di Kuta/

Akibat ketimpangan ini, Pastika mendorong pemerataan pembangunan Kabupaten Badung bagian utara dan selatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Sebagai kabupaten terkaya di Bali, Badung mencatat pendapatan perkapita Rp33,2 juta per tahun. Mungkin itu perdapatan per kapita tertinggi se-Indonesia," kata Pastika saat menggelar simakrama (temu wicara) dengan masyarakat di Desa Petang, Sabtu (5/12/2015).

Kata Pastika data tersebut belum mencerminkan kondisi riil secara keseluruhan. Pasalnya, Badung wilayah utara masih menyisakan KK miskin yang membutuhkan perhatian.

"Pendapatan warga Petang harus sama dengan warga Kuta. Ini tantangan untuk bupati yang nanti akan terpilih," katanya.

Ia berharap Pemkab Badung menjadikan kawasan utara sebagai titik gravitasi dalam pelaksanaan program pembangunan. Dengan demikian, pengentasan kemiskinan akan makin cepat dituntaskan.

Selain menyoroti ketimpangan pembangunan, Gubernur Pastika kembali menyinggung manfaat simakrama.

Pastika mengatakan bahwa kegiatan itu bertujuan menyerap informasi langsung dari masyarakat terkait dengan program pembangunan yang tengah berjalan karena sering kali program yang telah terancang baik di atas meja. Namun, di lapangan banyak terjadi penyimpangan.

"Program JKBM, misalnya, meski telah berjalan bertahun-tahun, hingga saat ini masih menyisakan sejumlah persoalan. Masih ada masyarakat yang belum mendapat kartu JKBM. Untuk itu, kami sangat mengharapkan laporan langsung dari masyarakat," katanya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Badung Nyoman Hari Yudha Saka menegaskan kawasan utara memang menjadi titik konsentrasi pembangunan di wilayah tersebut. Kecamatan Petang saat ini tengah dikembangkan sebagai kawasan pertanian produktif dengan pengembangan budi daya asparagus.

Budi daya asparagus ini dipandang terbukti mampu meningkatkan penghasilan para petani. "Kalau sebelumnya lahan satu hektare hanya mampu menghasilkan Rp16,5 juta/tahun. Namun, dengan budi daya asparagus, para petani bisa meraup Rp86 juta/tahun," ujarnya.(Antara/wan)