Properti Bali "The Next Wave Economy"

Sabtu, 14 November 2015 : 11.50
IWAN SUNITO (Foto: iwansunito.com)
DENPASAR(inibali.com): Berbagai krisis yang sempat menerpa negara negara di dunia, rupanya tidak begitu berimbas pada perusahaan properti Crown Group yang berpusat di Sydney, Australia.

Faktanya perusahaan properti yang di gawangi Iwan Sunito, CEO & Founder Crown Group Holdings justru malah tumbuh pesat."Berbagai krisis yang dialami berbagai negara di belahan dunia, justru buat usaha kita lebih maju, bukan tambah mundur", katanya

Lantas ia mengungkapkan keberhasilannya membawa Group yang digawanginya yaitu dengan fokus dalam menjalankan sesuatu, jangan terlalu banyak melakukan sesuatu. "Kuncinya cuma fokus bagi seorang pengusaha dalam menjalankan usahanya, jangan terlalu banyak melakukan sesuatu", ungkapnya.

Menurutnya bukan yang besar mengalahkan yang kecil, namun yang cepat mengalahkan yang lambat. Seringkali orang tidak fokus, akibatnya lambat respon, tidak tahu harga, kapan mulai bergerak, ini yang kerap jadi masalah bila kita miliki respon yang lambat.

Menurutnya hingga saat ini Bali masih "The Best", bahkan di kedatangannya kali ini di Bali banyak kesempatan yang ditawarkan padanya dari pihak lain untuk mengembangkan bisnisnya di Bali. "Saya sempat melihat lihat beberapa lokasi yang nantinya akan jadi Landmarknya Crown Group di Bali", jelasnya.

Ketika disinggung kapan Crown Group akan mulai ekspansi di Bali? Iwan begitu kerap disapa hanya menandaskan jika pihaknya tidak pernah tahu kapan itu akan terealisasi, namun ia hanya mencontohkan ketika berencana menanamkan investasinya di Jakarta dengan nilai investasi Rp. 1 triliun, namun nyatanya dalam dua tahun terakhir membawanya dalam suatu proyek yang bernilai Rp. 10 triliun.

Lantas ia menjelaskan bagaimana nanti awalnya lokasi dulu yang tersedia, apalagi menurutnya ia seorang arsitek tentu tidak akan gegabah memilih lokasi yang punya nilai komersial. "Feeling saya bilang lokasi ini tepat, maka tempat itulah yang akan jadi Landmark Crown Group", tukasnya.

Namun dari apa yang tersirat diungkapkan rupanya daerah Badung Selatan akan jadi lokasi yang dipilih Iwan. Seperti yang dikatakannya, jika ia lebih tertarik tempat yang digunung, ada pandangan pantai atau laut lepas dan arahnya nanti ke resort yang jauh dari hingar bingar.

Melihat pesatnya pengembangan akomodasi pariwisata di Bali, Iwan berpendapat seorang pengusaha hanya perlu fokus dengan bisnisnya saja, tidak lantas menjadi "Latah" atau ikut ikutan, padahal menurutnya itu bukanlah kekuatan usahanya.

Prospek property di Bali berdasarkan pengamatannya cukup unik, bukan saja orang dari seluruh Indonesia bisa berkumpul disini, namun oarang seluruh dunia. "Menurut saya Bali The Next Wave, artinya Australi yang ombak ekonominya sudah mengalami yaitu masuknya investasi dari China, sedangkan Indonesia masih belum mengalami sedahsyat Australia", tandasnya.

Langkah yang semestinya dilakukan Pemerintah Indonesia yaitu memperjelas kepemilikan lahan, pasalnya kerap terjadi lahan lahan yang tidak jelas ketika akan di investasikan. "Bereskan dulu kepemilikan tanah beserta masalahnya, kemudian tata ruangnya, serta apa yang mesti dilakukan kedua belah pihak, mungkin bila ini sudah berhasil, maka tidak bisa dipungkiri Bali The Next Wave akan terwujud", katanya.

Lantas ia meyakinkan bila semua permasalahan dapat teratasi, dijamin investasi dari luar akan segera masuk. Apa yang dikatakan Iwan bukan tanpa dasar, pasalnya sat ini Indonesia, khususnya Bali perlu sekali investasi dari luar. "Kita One Speed Economy, maksudnya kalau Indonesia lagi lesu ekonominya ya kita memang lagi lesu, lantas barang itu mau dijual kemana, sedangkan Sydney atau Australia penduduknya ndk banyak, namun mereka masuk dalam ekonomi dunia. Jika mereka ekonominya lesu, mereka bis mengundang negara lain untuk masuk", ucapnya menjabarkan.

Ia hanya menyarankan Bali bisa meniru Australia, dimana negara ini punya buying power yang besar, hingga bisa masuk dalam tatanan ekonomi dunia. Kehadirannya dalam beberapa hari di Bali sebagai rangkaian acara Konferensi Global "Without Border's" Sabtu (14/11/2015). (wid)