DENPASAR (inibali.com): Bali segera memiliki pameran besar seni rupa
yang akan menjadi salah satu poros kegiatan seni kontemporer di Indonesia.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyampaikan gagasan perlunya Bali
memiliki event seni rupa berkualitas
dan berskala internasional disambut gembira sejumlah seniman dan kolektor.
Pada Rabu (11/11/2015) siang, Pastika mengundang sejumlah seniman ke kantornya
untuk mendengarkan pandangan dan masukan penyelenggaraan pameran besar dua
tahunan (biennale) yang akan digelar akhir 2016.
Kurator seni rupa Jim Supangkat mengatakan telah lama ingin membuat
pameran besar di Bali yang namanya telah mendunia sehingga akan lebih gampang
pengelolaan dan promosinya.
Selain itu, destinasi pariwisata ini dapat menjadi hub representasi
berbagai persoalan bangsa di dunia yang dikelola dalam suatu isu pada kegiatan seni
rupa berkelanjutan.
“Gagasan Pak Gubernur ini harus
segera ditangkap dan diwujudkan, senyampang seni kontemporer Asia tengah dilirik dunia
pada saat ini,” katanya.
Kolektor karya seni Harry T. Putra yang akrab disapa Heri Soto
mengatakan diminta Pastika untuk menjembatani pertemuan dengan seniman. “Saya
langsung mengontak sejumlah pribadi yang memiliki kepedulian untuk
menerjemahkan ide Pak Gubernur dan terjadilah pertemuan hangat tersebut,” katanya.
Harry menyebut delapan orang yang diundang gubernur itu akan membuat perencanaan dan keperluan terkait pameran akbar seni rupa tersebut. Tim ini, kata
Harry, diminta bergerak cepat dan menyusun time frame program ini.
Tim tersebut adalah Jim Supangkat (kurator), Tjian An Djie (kolektor & founder CO Open
Biennale), Harry T Putra (kolektor), Wayan
Redika dan Mangu Putra (perupa), Wayan Sujana Suklu (seniman/dosen ISI
Denpasar), serta Ema Sukarelawanto dan Ari Teja (jurnalis).
Wayan Redika mengatakan pameran besar seni rupa merupakan dambaan
seniman sejak lama setelah Bali Biennale 2005 tak lagi berlanjut. Hanya saja,
diperlukan infrastruktur memadai, manajemen profesional, dan komitmen para
pihak untuk menjaga keberlanjutan kegiatan ini.
Ia yakin dengan digelarnya biennale di Bali akan semakin mendorong
kreativitas dan menumbuhkan jejaring seniman antarbangsa yang sangat diperlukan
untuk mebambah wawasan dan kompetisi tinggi.
“Selain itu, biennale yang bermutu akan banyak mengundang wisatawan,
yang berarti bakal menyokong pula perekonomian wilayah setempat,” kata Redika
yang belum lama ini mengikuti Beijing Biennale.(wid)