Bali Seminyak Bangun Properti Rp1,55 Triliun di Kuta & Tabanan

Rabu, 11 November 2015 : 20.31
JAKARTA (inibali.com): PT Bali Seminyak Sejahtera (BSS) menganggarkan sekitar Rp1,55 triliun untuk menggarap empat proyek di Seminyak, Legian, dan Tabanan.

Presiden Direktur BSS Ricky Thomasian mengatakan keempat proyek itu adalah kondominium hotel atau kondotel di Seminyak dengan nilai investasi Rp500 miliar dan kondotel resort di Tabanan sekitar Rp700 miliar.

Selain itu,  hotel dan pusat kuliner di perbatasan Seminyak-Legian dengan biaya Rp250 miliar, serta apartemen di Nakula dengan nilai investasi Rp100 miliar.

“Semua belum termasuk dengan harga lahan, karena lahan sudah milik kami,” ujarnya, akhir pekan lalu.

Kata dia potensi bisnis properti di Bali sangat menggiurkan terutama untuk mendukung sektor pariwisata. Per Oktober tahun ini, jumlah turis mancanegara sudah mencapai 4,5 juta jiwa, sedangkan lokal berjumlah 12,5 juta.

Melihat ceruk pasar yang besar, perusahaan mengembangkan kondotel Meritus Seminyak di atas lahan seluas 3.100 m2. Jumlah unit yang ditawarkan ada 184 kamar dengan luasan mulai dari 32 m2. Harga per unit dibanderol Rp1,8 miliar  - Rp9 miliar. Angka ini naik 20% dari pemasaran awal pada November 2014.

Pada bulan yang sama, pemancangan tiang perdana bangunan setinggi 5 lantai ini dilakukan. Perseroan menargetkan prosesi penutupan atap dilakukan Februari 2016, sehingga kondotel berstandar bintang lima ini dapat beroperasi Desember tahun depan. Adapun nilai proyeknya mencapai Rp500 miliar di luar harga lahan.

Nantinya, ongkos menginap per malam dibanderol US$165 atau Rp2,5 juta. Pada tahun pertama, okupansi diharapkan minimal mencapai 60%.

Dalam dua tahun pertama, pihaknya memberikan garansi return of investmen (ROI) sebesar 16%. Investor juga mendapatkan garansi pembelian kembali antara 100% - 125% setelah 5 tahun, asuransi pendidikan anak, dan 24 poin menginap.

Terkait pasar properti di Bali khususnya di Seminyak , menurut Ricky, untuk kelas atas sangat potensial. Namun,  beberapa pengembang tetap merasakan penjualannya menurun. Selain faktor pelemahan ekonomi nasional, rata-rata calon konsumen enggan melakukan transaksi karena banyaknya pembangunan proyek yang telat.

“Akhirnya mereka ragu untuk membeli. Pasar kemudian memilih produk yang premium karena adanya jaminan pembangunan sesuai perencanaan,” tuturnya.

Wilayah Seminyak menjadi kawasan premium di Pulau Dewata, seperti Nusa Dua. Harga lahan berkisar Rp35 juta – Rp40 juta per m2. Sayangnya, koefisien lantai bangunan (KLB) hanya setinggi 15 meter.

Ricky menambahkan, setelah pembangunan Meritus Seminyak rampung, perusahaan baru mengembangkan ketiga proyek lainnya. Adapun masing-masing proyek memiliki luasan lahan sekitar 3.000 m2.(Bisnis.com)