Wisatawan tengah asik menikmati indahnya pantai di kawasan The Nusa Dua.(foto/ist) |
INIBALI.COM - Perhelatan MotoGP di sirkuit Mandalika Lombok diyakini akan membawa dampak signifikan terhadap hunian di kawasan The Nusa Dua. Meskipun belum ada perhitungan riil, pengelola kawasan The Nusa Dua memperkirakan kenaikan okupansi berkisar antara 5-10 persen. Hal ini didorong oleh keterbatasan sarana akomodasi di Lombok yang belum memadai untuk menampung seluruh penonton.
General Manager The Nusa Dua, I Made Agus Dwiatmika, menyatakan bahwa kawasan The Nusa Dua selalu mendukung kegiatan MotoGP di Mandalika Lombok. "Selama ini Bali mendapat dampak positif dari kegiatan tersebut. Ketersediaan akomodasi di Lombok belum mencukupi kapasitas penonton, sehingga tingkat hunian di kawasan The Nusa Dua meningkat. Kami yakin dampak kenaikan okupansi berkisar 5-10 persen," ujarnya.
Agus mengakui bahwa peningkatan okupansi tersebut tidak terlalu signifikan mengingat banyaknya pilihan akomodasi di Bali. Wisatawan yang ingin menonton MotoGP memiliki berbagai opsi penginapan seperti di Sanur, Kuta, dan Candidasa. "Kami mencatat sebagian penonton memilih Nusa Dua sebagai tempat menginap. Biasanya mereka berangkat pada Minggu pagi dan pulang pada Minggu sore," tambahnya.
Sejauh ini, The Nusa Dua belum menyiapkan paket khusus yang terintegrasi dengan perhelatan MotoGP di Lombok. Agus menekankan bahwa merealisasikan paket tersebut memerlukan komunikasi dengan banyak pihak dan tidak mudah dilakukan. Selain itu, wisatawan yang ingin menonton MotoGP biasanya sudah memiliki preferensi moda transportasi ke Lombok, baik reguler maupun privat.
Di sisi lain, tren okupansi di kawasan Nusa Dua terus meningkat sejak bulan Juni lalu. Tingkat hunian sampai pertengahan Juli mencapai 82,6 persen, meningkat 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Rata-rata okupansi mencapai 80 persen, dengan 15 hotel di Nusa Dua mencatat hunian di atas 80 persen. Peningkatan ini tercermin dari jumlah pergerakan penumpang di Bandara Ngurah Rai.
Agus juga menyebutkan bahwa pihaknya menyiapkan sejumlah kegiatan edukatif selama masa libur, seperti mengunjungi museum, melukis, dan pengalaman khas Nusa Dua lainnya. "Juni, Juli, Agustus merupakan peak season masa libur di Nusa Dua. Kami perkirakan kondisi puncak ini berlanjut hingga Agustus sebelum menurun," jelasnya. Menurut Agus, dominasi wisatawan masih lebih tinggi untuk mancanegara, terutama dari Australia, India, dan Amerika.
Direktur Operasi ITDC, Troy Resa Warokka, menjelaskan bahwa Bali menjadi salah satu tempat favorit bagi penonton MotoGP Mandalika. "Bali memiliki akses terdekat dengan Lombok dan moda transportasi yang bagus. Wisatawan cenderung ke Bali dulu sebelum ke Mandalika. Kami berupaya agar maskapai penerbangan menambah penerbangan dari Bali saat MotoGP Mandalika," ujarnya.
Bali tetap menjadi destinasi favorit karena ketersediaan hotel yang memadai dan akses yang dekat dengan Lombok. Di Mandalika, masalah utama adalah akomodasi, dengan hanya satu hotel yang tersedia saat ini. Pihak ITDC terus berupaya mengembangkan fasilitas di Mandalika untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.(nik)