MERITUS SEMINYAK RESORT: Harga Mulai Rp1,8 Miliar, Sudah Laku 100 Unit

Selasa, 10 November 2015 : 07.24
JAKARTA: PT Bali Seminyak Sejahtera (BSS) memasarkan unit kondominium hotel atau kondotel Meritus Seminyak Resort Bali dengan harga mulai Rp1,8 miliar per unit.

Presiden Direktur BSS Ricky Thomasian menuturkan, potensi bisnis properti di Bali sangat menggiurkan terutama untuk mendukung sektor pariwisata. Per Oktober tahun ini, jumlah turis mancanegara sudah mencapai 4,5 juta jiwa, sedangkan lokal berjumlah 12,5 juta.

Melihat ceruk pasar yang besar, perusahaan mengembangkan kondotel Meritus Seminyak di atas lahan seluas 3.100 m2. Jumlah unit yang ditawarkan ada 184 kamar dengan luasan mulai dari 32 m2. Harga per unit dibanderol Rp1,8 miliar  - Rp9 miliar. Angka ini naik 20% dari pemasaran awal pada November 2014.

Pada November tahun lalu, pemancangan tiang perdana bangunan setinggi 5 lantai ini dilakukan. Perseroan menargetkan prosesi penutupan atap dilakukan Februari 2016.

Kondotel berstandar bintang lima ini diproyeksi dapat beroperasi Desember tahun depan. Adapun nilai proyeknya mencapai Rp500 miliar di luar harga lahan.

Nantinya, ongkos menginap per malam dibanderol US$165 atau Rp2,5 juta. Pada tahun pertama, okupansi diharapkan minimal mencapai 60%.

Mengenai penjualan, sekitar 100 unit sudah terserap pasar. Ricky menargetkan sebelum prosesi topping off semua unit akan terjual. Dia mengakui, adanya fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar dan isu pajak progresif membuat pasar menunda pembelian.

Oleh karena itu, dalam strategi pemasaran, BSS lebih menkankan pada pendekatan personal kepada komunitas-komunitas dan mengadakan acara pertemuan. Tujuannya, agar calon konsumen mendapatkan pengetahuan produk yang lengkap beserta beragam keuntungan yang mereka dapatkan sebagai investor.

Dalam dua tahun pertama, pihaknya memberikan garansi return of investment (ROI) sebesar 16%. Investor juga mendapatkan garansi pembelian kembali antara 100% - 125% setelah 5 tahun, asuransi pendidikan anak, dan 24 poin menginap.

General Manager BSS Rachmat Hidayat menyampaikan, pasar properti di Bali, khususnya di Seminyak untuk kelas atas sangat potensial.

Namun, beberapa pengembang tetap merasakan penjualannya menurun seiring faktor pelemahan ekonomi nasional. Selain itu, rata-rata calon konsumen enggan melakukan transaksi karena banyaknya pembangunan proyek yang telat.

“Akhirnya mereka ragu untuk membeli. Pasar kemudian memilih produk yang premium karena adanya jaminan pembangunan sesuai perencanaan,” tuturnya, Minggu (8/11/2015).

Wilayah Seminyak menjadi kawasan premium di Pulau Dewata, seperti Nusa Dua. Harga lahan berkisar Rp35 juta-Rp40 juta per m2. Sayangnya, koefisien lantai bangunan (KLB) hanya setinggi 15 meter. (Bisnis.com)