Bali Kehilangan Momentum Capi 6,5 Juta Wisman

Kamis, 28 Desember 2017 : 08.18

MANGUPURA (inibali.com) - Meski sempat kehilangan momen pasca erupsi Gunung Agung, namun target kunjungan wisatawan asing (wisman) ke Bali sebanyak 5,6 Juta, sudah terpenuhi. Dari jumlah tersebut. Kunjyngan wisman ini masih disominasi dari China dan disusul dari Australia dan Eropa. 

Menurut Ketua BPPD Badung, Ray Suryawijaya, SE., MBA., target kunjunfan wisman Bali sudah tercapai sebanyak 5.6 juta. Dikatakannya, memang target pemerintah pusat sebelumnya mengharapkan sebanyak 6 juta wisatawan ke Bali. Namun, hal itu sulit dicapai, karena kehilangan momennya dari September, Oktober, November dan Desember. 

"Kalau ini tidak terjadi, mungkin sudah melampaui target sampai 6,5 juta wisman. Saat ini, jumlah wisatawan China hampir 2 juta atau sekitar hampir 30 persen yang ke Bali. Dengan capaian tahun ini, tahun depan target kunjungn ke Bali ditarget sebanyak 7 juta dan 17 juta ke Indonesia," ucapnya disela sosialisasi program kerja tahun 2018, Rabu (27/12/2017).

Dengan dicabutnya travel warning dari pemerintah China, pihaknya sangat optimis akan terjadi peningkatan wisatawan china ke Bali. Apalagi menjelang perayaan imlek tahun depan, pihaknya yakin wisatawan china akan membanjiri Bali. 

Hal ini setelah pemerintah meyakinkan pihak pemerintah China, apabila ada penutupan bandara, Bali sudah siap. "Kami sangat gembira sekali. Ini hasil kami meyakinkan mereka. Beberapa kali dilakukan pertemuan dengan mereka. China siap untuk datang sepanjang ada garansi saat penutupan bandara," pungkasnya. 

Pada pertemuan dengan stakeholder pariwisata tersebut, selain membicarakan masalah promosi pariwisata, juga dilakukan pembahasan mengenai mitigasi bencana. Dalam hal ini, Kabupaten Badung akan membuat crisis center untuk memberi kepastian kepada wisatawan saat terjadi bencana. Menurutnya, dalam menanggulangi bencana, alangkah baiknya kalau setiap Kabupaten/kota dan provinsi mempunyai crisis center. 

Dikatakan, Crisis center ini memang merupakan standar internasional. Apabila terjadi sesuatu di kabupaten atau provinsi itu sendiri, maka akan bisa bergerak cepat. "Teknisnya nanti, melibatkan seluruh SKPD dan juga seluruh stakeholder untuk terlibat disana dalam struktur crisis center," ujarnya.


Dijelaskannya, apabila terjadi erupsi Gunung Agung, dan Bandara ditutup, maka wisatawan yang berlibur ke Bali akan diberi kepastian. Bila mereka ingin tetap tinggal dan balik ke hotel sebelumnya, maka akan diberi gratis tinggal satu malam. Setelah itu akan diberi spesial harga. 

Apabila mereka ingin melanjutkan perjalanan ke bandara terdekat, juga akan diberi transport gratis kesana. "Untuk memberikan pelayanan prima selama penutupan bandara, kami juga akan menyiapkan posko yang beroperasi selama 24 jam di Bandara," akunya.

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Badung, Made Badra mengatakan, surat keputusan mengenai pembentukan crisis center saat ini sudah dikeluarkan. Ini sebagai salah satu aspek legal, bagaimana nantinya keterlibatan instansi terkait, termasuk juga pelaku industri  untuk bersama-sama menanggulangi bencana bila terjadi penutupan bandara. 

Bahkan saat ini dana yang disiapkan pemkab Badung sebesar 8.5 miliar untuk kegiatan mitigasi bencana. "Ini akan dilakukan dengan standar operasi prosedur internasional, menyangkut apek distribusi, komunikasi, transportasi termasuk jamuan makan terhadap wisatawan yang terdampak," jelasnya. (*)