Cross Cultural Saat "Udayana International Food Festival 2017"  

Rabu, 04 Oktober 2017 : 16.59
Penampilan mahasiswa internasional dalam ajang Udayana International Food Festival 2017, Rabu (4/10/2017)

MANGUPURA (inibali.com) - Universitas Udayana (Unud) melalui Center for International Programs, Rabu (4/10) menggelar Udayana International Food Festival 2017. Kegiatan yang diikuti oleh seluruh mahasiswa Internasional Unud dari 32 Negara ini, diisi dengan berbagai kegiatan budaya dan juga bazar makanan untuk amal.

Menurut Direktur  Center for International Programs Unud, Ni Putu Sri Harta Mimba, PhD., MSi., SE., Ak.,CA., kegiatan ini dilaksanakan serangkaian dengan international student day dan juga masih dalam rangkaian Dies Natalis Unud ke-55. Melalui acara ini, pihaknya berharap agar mahasiswa asing yang mengikuti pendidikan di Unud bisa meningkatkan friendship (persahabatan) mereka. 

Karena dalam kegiatan ini, mereka mempunyai kesempatan bertemu dengan mahasisawa dari berbagai negara lain yang sedang belajar di Unud. "Selama setahun ini, Unud memiliki sebanyak 1.596 mahasiswa asing. Kita harapkan mereka bisa berbaur, dan bertemu teman-temannya dari international program lain," harapnya.

Ditambahkan Sri Harta Mimba, melalui cross cultural experience, akan bisa memberikan tambahan pengalaman bagi mereka. Pada stan bazar yang ada, para mahasiswa ini juga bisa mencicipi berbagai makanan dari negara lain sambil menyaksika penampilan performance dari negara lain. Seperti tari katak dari India, tari janger yang ditarikan oleh mahasiswa asing sebanyak 34 penari. "Selain penampilan tari, juga ada perlombaan tradisional seperti lomba makan kerupuk, lomba memasukkan paku ke botol, dan lomba lainnya," pungkasnya. 

Pada kegiatan ini, sebanyak 755 mahasiswa asing turut berpartisipasi. Mereka ada yang berperan sebagai food provider di bazar. Yang mana nantinya keuntungan dari penjualan makanan tersebut akan disumbangkan untuk pengungsi Gunung Agung. "Untuk kedepannya, kami menargetkan kegiatan ini akan bisa terus berlanjut setiap tahunnya. Selain itu akan lebih banyak lagi art performance dari negara lain serta jumlah boot bisa lebih banyak lagi," ucapnya.

Konsep dan ide kegiatan ini seluruhnya dari mahasiswa sendiri. Bahkan makanan yang disajikan merupakan makanan yang unik dari negara mereka masing-masing yang ready to eat. "Dengan konsep dari mereka untuk mereka. Masakannya tidak dilombakan, tapi tujuannya agar mahasiswa internasional mempunyai pengalaman," paparnya. 

Salah seorang mahasiswa internasional yang ikut menari janger, Marcel Gutmann asal Jerman, mengaku sangat senang bisa berpartisipasi untuk membawakan tarian janger pada kegiatan tersebut. Marcel yang saat ini sedang belajar bahasa Indonesia di Unud, sebelumnya pernah belajar bahasa indoneaia di Jerman. Namun menurutnya, belajar di Unud lebih bagus dibandingkan di Jerman. Sedangkan untuk belajar tari janger ini, Marcel mengaku sangat menyenangkan meskipun sangat sulit karena beda budaya. "Belajar menari hanya 1 bulan, ya agak sulit memang mempelajari tarian Bali," akunya.

Sementara rekannya asal Belanda, Charlie Groen menyampaikan hal yang sama. Charlie yang merupakan mahasiswa Dharma Siswa yang belajar selama 1 tahun di Unud mengakui pengalaman menari seperti ini sangat menyenangkan. "Ini benar-benar menyenangkan," ucapnya. (*)