Gunung Agung Status Awas, Pengungsi Darurat Bantuan

Sabtu, 23 September 2017 : 12.36
Gunung Agung (Foto: Antara)
DENPASAR (inibali.com)--Gunung Agung terus menunjukkan aktivitas kegempaan yang semakin meningkat dan statusnya kini menjadi level IV atau awas sejak Jumat (22/9/2017) malam.

Kondisi ini membuat gelombang pengungsi terus mengalir ke sejumlah saerah. Masyarakat sekitar lereng gunung tertinggi di Bali itu sebenarnya sudah mengungsi sejak Rabu (20/9), namun sebagian ada yang kembali untuk merawat ternak piaraannya.

Ketika Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian ESDM meningkatkan status gunung menjadi awas, otomatis masyarakat sekitar gunung mulai menjauh dan mencari tempat yang aman.

Arus pengungsi terus mengalir ke berbagai tempat yang aman di Kabupaten Karangasem serta lima kabupaten terdekat, yakni Buleleng, Klungkung, Bangli, Gianyar dan Tabanan hingga Jumat (22/9) malam mencapai 12.448 jiwa.

Mereka mengungsi ke berbagai tempat di wilayah Kabupaten Karangasem 8.295 orang, Buleleng 2.445 orang, Klungkung 1.445 orang, Bangli 284 orang, Gianyar 88 jiwa dan Tabanan 259 jiwa.

TNI-Polri dan seluruh instansi terkait di Bali sebelumnya memang sudah siaga dengan menyiapkan tenda-tenda pengungsian, balai banjar dan fasilitas umum lainnya yang dapat ditempati sementara oleh para pengungsi.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan kesiagaan pemerintah menghadapi kemungkinan erupsi Gunung Agung sudah siap dari sisi posko pengungsian, tenda, upaya evakuasi, pengamanan dan sebagainya.

Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDM, Kasbani, dengan peningkatan status Gunung Agung menjadi awas, maka wilayah steril yang semula radius enam kilometer dari puncak gunung itu diperluas menjadi sembilan kilometer, lalu ditambah perluasan wilayah sektoral yang semula 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer ke arah Utara, Timur Laut, Tenggara dan Selatan-Baratdaya.

Dengan demikian seluruh desa di lereng gunung yang berbahaya itu harus dikosongkan dan masyarakatnya harus dievakuasi mulai Jumat (22/9) malam pukul 20.30 Wita. Selain itu tidak boleh ada wisatawan atau aktivitas masyarakat di dalam radius yang telah ditetapkan itu.

Masyarakat diimbau untuk tenang. Jangan terpancing pada isu-isu yang menyesatkan. Hingga saat ini, Gunung Agung belum meletus. Pemantauan lebih diintensifkan.

Antisipasi Penuh

Menteri ESDM Ignasius Jonan menegaskan bahwa batas radius aman untuk masyarakat adalah 12 kilometer dari puncak Gunung Agung, namun bahaya erupsi juga perlu diantisipasi.

Untuk radius aman itu sekurangnya sembilan kilometer, ditambah sektoral seperti lembah dan sungai itu yang aman idealnya 12 kilometer.

Menurut Menteri Ignasius Jonan peningkatan status itu bukan berarti dipastikan Gunung Agung akan meletus, namun antisipasi penuh agar tidak terjadi korban besar bila benar-benar terjadi bencana gunung berapi.

Peningkatan status Agung dari Level III ke Level IV ditandai dengan dukungan material dari pemerintah pusat dan provinsi Bali. Untuk logistik, misalnya akan ada dana cadangan penanggulangan bencana, serta peralatan yang tidak ada di Bali, seperti serine.

Semua itu dilaksanakan, menurut Kepala PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDM, Kasbani, untuk menjalankan SOP tentang radius aman pada 12 kilometer itu.

"Kami juga sudah perintahkan pemerintah daerah Kabupaten Karangasem dan Bali untuk melakukan evakuasi masyarakat secepatnya, dam juga akan memasang tanda-tanda agar masyarakat tahu batas aman itu dan tidak masuk wilayah itu," katanya.

Pemkab Karangasem memperkirakan bahwa pada radius enam kilometer dihuni sekitar 15.000 penduduk yang harus dievakuasi, sedangkan kalau 12 kilometer itu sebanyak 100.000 penduduk.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei sejak beberapa hari terakhir ini berada di lokasi untuk mengadakan koordinasi dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri serta bupati dan wali kota di Bali.

Demikian pula posko nasional segera diaktifkan untuk memberikan pendampingan pemerintah daerah. Bantuan logistik dan peralatan segera didorong ke titik-titik pengungsian. Rapat koordinasi antarkementerian, lembaga dan unsur lainnya akan segera dilakukan.

BNPB dan BPBD juga sedang menyiapkan rambu-rambu jarak radius yang akan segera dipasang di tempat-tempat strategis agar masyarakat dapat mengetahui posisi di radius aman atau berbahaya.

Kebutuhan Pengungsi

Gubernur Bali Made Mangku Pastika secara tegas mengingatkan tim yang bertugas di posko pengungsian untuk memenuhi kebutuhan pangan para pengungsi, sehingga tidak sampai ada yang sakit akibat tidak mendapat asupan gizi.

Dapur umum harus segera dibuatkan, dan masyarakat turut membantu petugas dan nanti kalau sudah ada dapur umum masyarakat dapat membantu petugas secara bergiliran untuk membuat makanan, karena dalam keadaan darurat seperti ini sikap gotong rotong sangat diperlukan.

Oleh karena itu, orang nomor satu di Bali itu meminta petugas untuk membeli bahan-bahan pokok makanan dan membuat dapur umum di posko pengungsian.

seluruh badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) kabupaten/kota se-Bali sudah dikerahkan, yang dibagi dalam beberapa zona, yaitu Karangasem, Klungkung dan Buleleng yang menjadi tempat pengungsian warga jika hal buruk terjadi.

Semua itu diharapkan yang terbaik, meskipun demikian segala sesuatunya harus dipersiapkan untuk menyelamatkan warga. Namun masyarakat tidak perlu khawatir karena semua sudah dipersiapkan dengan sebaik- baiknya.

Komandan Korem 163/Wira Satya Kolonel Arh I Gede Widiyana dalam kesempatan terpisah menegaskan, pihaknya telah mendirikan 20 tenda pengungsian di sejumlah titik di Kabupaten Karangasem yang aman dari erupsi Gunung Agung.

Upaya itu diimbangi dengan dua dapur lapangan, disamping sejumlah tenda cabangan sebagai upaya antisipasi di sejumlah daerah rawan bencana antara lain di Manggis, Ulakan dan Padangbai, Kabupaten Karangasem, Klungkung dan Bangli.

Semua persiapan yang telah dilakukan diimbangi dengan menyiagakan sekitar 1.066 personel atau sekitar 2/3 dari seluruh kekuatan Korem 163 Wira Satya termasuk untuk membantu proses evakuasi. (Antara/wan)