Kebijakan Bunga, Insentif Pertumbuhan Ekonomi

Senin, 28 Agustus 2017 : 12.48
Direktur Maybank Indonesia, Eri Budiono (kiri) bersama General Manager Bali Marine & Safari Park, Thomas Colbert (kanan), Minggu (27/8/2017) pada jumpa pers pengumuman pemenang Maybank Bali Marathon (MBM) 2017 di Bali Marine & Safari Park Gianyar

GIANYAR (inibali.com) - Ekonomi Indonesia yang belum pulih tak membuat industri perbankan ciut. Kebijakan pemerintah menurunkan suku bunga disambut baik oleh industri perbankan. Kebijakan ini menjadi insentif bagi tumbuhnya dunia usaha.

Direktur Maybank Indonesia, Eri Budiono, Minggu (27/8/2017) lalu, menyatakan industri perbankan khusuanya Maybank tetap tumbuh. Hingga pertengahan tahun ini (Januari-Juli) pertumbuhan loan telah mendekati angka 9 persen. "Pertumbuhan perbankan ini didorong oleh pertumbuhan sektor usaha yang juga terus tumbuh," ucapnya.

Eri menyatakan, sejumlah kebijakan dan langkah yang dilakukan pemerintah bisa membuat iklim usaha bertumbuh. Sejumlah sektor usaha memang mengalami stagnasi, namun sejumlah sektor yang lain justru mengalami pertumbuhan. "Kita tetap selektif, mudah-mudahan apa yang dilakukan pemerintah dengan menurunkan suku bunga bisa memberikan insentif agar ekonomi bisa bertumbuh" sebutnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa hari lalu mengumpulkan pimpinan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam pertemuan tersebut, dia meminta agar perbankan segera menurunkan suku bunga kredit.

Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21-22 Agustus lalu memutuskan menurunkan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis point dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen. Hal itu diikuti suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing 3,75 persen dan 5,25 persen.

Ditanya mengenai Bali, Eri mengakui Bali sebagai destinasi wisata tetap menjadi primadona. Tak mengherankan even yang dilakukan di Bali selalu ramai. "Kami memulai even Maybank Bali Marathon dengan jumlah peserta 2.000 orang. Tapi tahun ini jumlahnya hampir 10.000 orang," jelas pria dengab pengalaman lebih dari 21 tahun di bidang Banking dan Investment di industri perbankan.

Penyandang gelar Bachelor of Business Banking and Finance dari Monash University, Australia, berharap bisa mengelar even MBM lebih besar lagi di Bali. "Harus dipikirkan sarana pendukung even, infrastruktur dan juga pesawat yang datang ke Bali. MBM diikuti hampir 10.000 orang yang berasal dari 44 negara," ungkap bankir yang pernah bergabung di ABN AMRO dan HSBC serta Rabobank ini.

Diakui, even marathon ini menjadi media promosi yang luar biasa. Maybank akan makin banyak dikenal dan meningkatkan jumlah nasabah. "Kita tak bisa bicara profit namun even ini menjadi sarana promosi yang luar biasa," imbuhnya.

Pada even MBM yang mengambil start di Bali Safari pelari asal Kenya tetap mendominasi juara. Pelari asal Kenya, Henry Kiprotich menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 2 jam 19 menit 17 detik kategori full marathon dan berhak atas uang tunai Rp 189 juta. Juara kedua disusul oleh Cosmas Matolo asal Kenya (02:19:22) posisi ketiga diraih Kennedy Lilan asal Kenya (02:19:32).

Sementara untuk katagori full marathon open female juara pertama disabet Rumokol Chepkanan asal Kenya (02:38:38) disusul Edinah Jeruto (02:47:27) asal Kenya dan posisi ketiga ditempati Gladys Jepkechei Tarus (02:53:10) asal Kenya.(wid)