BI Proyeksi 2017 Ekonomi Bali Tumbuh Hingga 6,6%

Rabu, 30 November 2016 : 19.03
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2016, Rabu (30/11/2016). BI proyeksi pertumbuhan ekonomi Bali di 2017 capai 6,6 persen.

Bank Indonesia memperkirakan Tahun 2017 mendatang ekonomi Bali semakin bagus. Hal ini terbukti dari proyeksi pertumbuhan ekonomi di angka 6,2% hingga 6,6%. Pertumbuhan ekonomi Bali ini didukung dari perkembangan dan potensi sektor pariwisata Bali.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Causa Iman Karana, usai acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2016 di Denpasar, Rabu (30/11/2016), mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Bali di tahun 2017 akan megalami peningkatan pada kisaran 6,2% - 6,6% (yoy). Dengan tingkat inflasi yang masih tetap terjaga dikisaran 4,0±1%. Peningkatan ekonomi Bali seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional.

Dikatakan, industri pariwisata masih menjadi sumber pertumbuhan utama. Potensi pengembangan pariwisata Bali dalam Tahun 2017 masih tetap terbuka. Sektor pariwisata tetap menjadi penggerak ekonomi Bali yang saat ini mencatat pertumbuhan di atas nasional.

Bali masih banyak wilayah di Bali yang mempunyai potensi dalam pengembangan destinasi wisata. “Saat ini pariwisata Bali masih terkonsentrasi di selatan, sedangkan Bali masih ada destinasi lainnya di bagian utara, barat, dan timur yang bisa dikembangkan lagi,” ujarnya.

Dia memaparkan, industri pariwisata di Bali masih menjadi pendorong utama perekonomian Bali yaitu pada lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan.

“Selain itu, industri pengolahan dan perbaikan jaringan irigasi, serta penerapan pola tanam dan teknologi pangan dalam upaya peningkatan produktivitas lapangan usaha pertanian juga akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali,” jelasnya.

Menurutnya, tidak meratanya pembangunan antara Bali Selatan dan wilayah Bali lainnya menjadi tantangan tersendiri untuk Bali dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkualitas. Faktor ketersediaan infrastruktur penunjang, khususnya terkait dengan konektivitas menjadi tantangan berat ditengah-tengah tingginya biaya pembebasan lahan di Bali.  (wid)