TPA Suwung Dilirik Asing, Mangku Tantang Pengusaha Lokal

Jumat, 03 Juni 2016 : 17.16
Rapimprov Kadin Bali, Jumat (3/6/2016)

DENPASAR (inibali.com) - Bali menghadapi persoalan pemerataan pertumbuhan ekonomi. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali mengidetifikasi sejumlah persoalan, salah satu hal yang menjadi kendala adalah persoalan sampah dan limbah. Pemeribtahpun menaantang para pengusaha yang bernaung di bawah kadin untuk berinvestasi dalam pengelolaan sampah.

Ketua Umum Kadin Bali AAN Alit Wiraputra, Jumat (3/6/2016) dalam Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) 2016 Kadin Bali dengan tema “Peran Kadin Dalam Mewujudkan Pemerataan Pertumbuhan Ekonomi Bali” mengatakan, setidaknya ada delapan permasalahan yang bisa menghambat pemerataan pertumbuhan ekonomi di Bali. Diantaranya adalah sampah maupun limbah yang pengeloaannya belum memadai.

Ada juga persoalan dari sisi infrastruktur transportasi, abrasi pantai yang semakin mengkhawatirkan, persoalan air bersih, hingga penguasaan lahan yang besar dan strategis oleh investor tetapi tidak dimanfaatkan dan sebagainya. Kadin Bali menyatakan Bali harus memiliki Trade and Promotion Centre yang merupakan etalase dunia usaha Bali, fasilitas pendidikan dan pelatihan industri manufaktur kecil (IKM) dan pembangunan sentral parkir di kawasan perkantoran dan wisata.

Dalam kesempatan tersebut Gubernur Bali Made Mangku Pastika menantang para pengusaha dari Pulau Dewata agar berani mengelola sampah di Tempat Pembuangan Akhir di kawasan Suwung. Sedikitnya sudah 24 perusahaan dari berbagai negara yang menyatakan tertarik untuk berinvestasi dan telah melakukan presentasi untuk mengelola sampah di TPA Suwung.

"Kita mesti bertanya kenapa semua orang datang? berarti di sini (TPA-red) ada duitnya. Orang jauh-jauh datang dari Tiongkok, Korea, Austria, dan sebagainya presentasi tentang teknologi pengolahan sampah," ujarnya saat menyampaikan sambutan pada Rapat Pimpinan Kadin bertajuk `Peran Kadin Dalam Mewujudkan Pemerataan Perrtumbuhan Ekonomi Bali" itu.

Oleh karena itu, dia mengajak para wirausaha yang tergabung di Kadin Bali agar bisa melihat hambatan dalam pengelolaan sampah sebagai peluang. Apalagi listrik yang dihasilkan dari pengelolaan sampah juga dapat dijual ke PLN dengan setiap harinya sekitar 1.500 ton sampah yang masuk ke TPA.

Pastika menambahkan, dari pembicaraan dengan para pengusaha asing yang tertarik untuk menangani sampah di Suwung, mereka menyebutkan investasi yang diperlukan sekitar 100 juta dolar AS. Dia meyakini dana tersebut bisa dipenuhi bila para pengusaha Bali bersinergi. (wid)