Lucunya Tetantrian ‘Rare’ Penggak Men Mersi

Senin, 28 Desember 2015 : 18.56





Anak-anak (rare) Penggak Semarakan Pembukaan Denfest ke-8 2015 

DENPASAR (inibali.com)- Konsep Tetantrian , disajikan oleh ratusan anak –anak belia nan lucu  dalam pembukan Denpasar Festival ke-8, 2015,   di Kawasan Catur Muka, Senin (28/12/2015) Denpasar.

‘ Tantri’, mengungkap cerita tentang hewan, alam tersebut, disajikan dengan beragam garapan seni tari yang dikemas dalam konsep parade atau  karnaval ‘rare’. Anak-anak berkostum beragam corak menarik, melambangkan  hewan, tumbuhan, serta keragaman hayati ditampilkan dengan semarak.

Garapan ini dibawakan oleh  Rumah Penggak Men Mersi, Kesiman Denpasar yang   ditunjuk oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP) Kota Denpasar.  Menurut Kelian Penggak Men Mersi Kadek Wahyudita, ajang parade melibatkan ratusan anak –anak  atau ‘rare’  kali ini mengajak empat kelompok anak-anak yang ada di Kesiman.

Disebutkan 4 grup anak –anak yang tampil  diantaranya Rare Penggak, Rare Banjar Dauh Tangluk Kesiman dan Rare Kebonkuri Kesiman.  “4 grup ini akan menampilkan beberapa tematik, pertama tentang kesuburan dan keindahan Bali, sebagai ibu dari kebudayaan Bali yang harus dijaga sepanjang masa. Kedua menampilkan permainan tradisional anak-anak atau rare meplalianan, ketiga menampilkan rare melelawangan anak-anak.  Dan ke empat menyajikan kolaborasi karnaval anak-anak, dengan diiringi lagu berjudul Demi Denpasar karya Rah Tut [XXX],” terang Kadek Wahyu.

Didukung pula oleh Tim Kreatif Penggak, mulai koreografer garapan I Made Gede Dwipayana alias De Godel, composer dari Palawara musik Ary Wijaya, juga ada Rah Tut [XXX], kostum penata busana melibatkan Arif  Suciawan, Komang Gede MArjana dan Gus Dodik.

Yang menarik adalah garapan rare meplalianan, yang membawakan adegan penokohan oleh anak-anak yang lucu yang mengambil cerita “Tetantrian” atau dunia hewan.   Permainan yang sarat dengan pesan moral, pergaulan, menanamkan budi perkerti itu dimainkan oleh puluhan anak-anak. Cerita yang dominan dibawakan dalam dialog, dikemas dalam ruang kebebasan masa kanak-kanak. (dea)