Dua Karya Video Dokumenter Pelajar Denpasar Masuk OWHC

Senin, 16 November 2015 : 17.35


DENPASAR(inibali.com)- Kebanggaan bagi Bali, khususnya Denpasar, dua video dokumenter karya pelajar Kota Denpasar terpampang di laman situs milik Organization of Heritage Cities (OWHC) yakni organisasi Kota-kota Pusaka yang beranggotakan 268 kota di seluruh dunia. Video dokumenter tersebut adalah “Layang-layang” karya Resha Arundari  pelajar SMPN 3 Denpasar (kini melanjutkan di SMAN 3 Denpasar) dan “Warisan Nak Lingsir” karya Made Arya Wibawa pelajar SMAN 3 Denpasar.
Kedua karya tersebut diunggah di halaman tersebut (http://www.ovpm.org/en/video_competition/results) karena berhasil menempatkan diri sebagai finalis dalam kompetisi produksi video internasional bertema “My city, our World Heritage” yang pengumuman pemenangnya diselenggarakan bersamaan dengan Kongres Dunia OWHC XIII di  Arequipa, Peru (November 3 to 6).
Di situs tersebut “Layang-layang” yang berkompetisi pada kategori  14-17 tahun menempati urutan kesembilan dari 18 finalis. Sedangkan “Warisan Nak Lingsir” yang berkompetisi pada kategori 18-21 tahun menempati urutan ketujuh dari sepuluh finalis. Para finalis sendiri dipilih dari ratusan karya yang berasal dari anggota OWHC di seluruh dunia.
Adapun karya terbaik dari kedua kategori tersebut masing-masing adalah  “En la punta del huaje” karya Gabriel Alejandro Sánchez Martínez, dari Kota Oaxaca (Mexico) untuk kategori 14-17 tahun dan  “Gwangju - My city, our world heritage” karya Joon-ho Hur, Han-gyu Lee, Do-yun Lee, Min-seong Kim and Seo-jeong Kim dari Kota Gwangju (Korea Selatan) untuk kategori 18-21 tahun.
Menurut Maria Ekaristi dari Yayasan Bali Gumanti  yang mempersiapkan lomba sejak dari pendaftaran, pelatihan, seleksi tingkat lokal, korespondensi dengan panitia, hingga pengunggahan karya di jejaring sosial yang disyaratkan panitia internasional, ini merupakan capaian yang membanggakan dari karya kreatif anak muda Kota Denpasar.
Menurutnya hal itu menunjukkan bahwa potensi kreatif di Kota Denpasar sangat luar biasa.  Di luar itu terpampangnya ke dua karya tersebut di situs OWHC itu membuat nama Kota Denpasar berkibar di antara ratusan Kota Pusaka lainnya. 
 “Ini merupakan promosi sekaligus diplomasi budaya yang hebat,” ujar Eka.
Di bagian lain Eka memaparkan bahwa keikutsertaan Kota Denpasar yang dipersiapkan sejak dua tahun lalu itu tak lepas dari dorongan Walikota Denpasar yang saat itu dijabat oleh IB Rai Dharmawijaya Mantra.  Saat itu Rai Mantra, demikian sapaan akrabnya, getol mendorong semua potensi yang memungkinkan Kota Denpasar semakin dikenal di seluruh dunia, khususnya dalam isu Kota Pusaka, termasuk di bidang video. Maka bergeraklah potensi-potensi tersebut sehingga membuahkan hasil yang cukup menggembirakan.(*)